Itama Ranoraya (IRRA) bidik pertumbuhan pendapatan lebih dari 80% di tahun 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), salah satu emiten yang bergerak di bisnis HiTech Healthcare Solutions optimistis kinerja tahun 2021 akan mencapai target. Asal tahu saja, IRRA menargetkan pertumbuhan di tahun 2021 dapat tumbuh lebih dari 80% dibanding dengan di 2020.

Direktur Itama Ranoraya Pratoto Raharjo mengungkapkan, di tengah maraknya dampak pandemi Covid-19 di tahun 2020 namun IRRA dapat melampaui target pertumbuhan kinerja dari semula 20% menjadi tumbuh di atas 50% pada akhir 2020.

“Tahun 2020 dapat mengatakan dapat kami lalui dengan baik. Dari target semula pertumbuhan kinerja sebesar 20%, berdasarkan raihan di Desember lalu (2020) bisa tumbuh di atas 50%, jauh di atas target,” ujar Pratoto kepada Kontan.co.id, Rabu (6/1).


Ia mengatakan, untuk tahun ini pihaknya akan berusaha membukukan pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi lagi. “Kami optimistis untuk target pertumbuhan tahun ini bisa lebih dari 80%,” tambahnya.

Baca Juga: Itama Ranoraya targetkan jual 5 juta sampai 10 juta unit swab antigen test di 2021

Selain pertumbuhan pendapatan dari produk yang ada, tahun ini IRRA mulai memasarkan secara penuh produk swab antigen. Tahun lalu, produk swab antigen test baru mulai dipasarkan pada kuartal IV-2020. Selain itu juga untuk mendongkrak pertumbuhan pendapatan tahun ini, IRRA akan menambah produk baru dalam portofolionya yang diyakini dapat diterima oleh masyarakat.

Untuk pendapatan IRRA di tahun 2021, kontribusi terbesar yang masih akan disumbang dari produk jarum suntik ADS dan swab antigen test.

Ia menyebutkan, IRRA juga telah menyediakan mesin plasma dan produk barunya yakni Avimac (Immunodulator) yang rencananya akan mulai dipasarkan tahun ini. Hal ini menjadi dorongan kuat bagi IRRA untuk bisa mencapai target pertumbuhan pendapatan di tahun 2021.

Tahun lalu, emiten distributor alat kesehatan menganggarkan belanja modal sebesar Rp 14 miliar. Sementara di tahun 2021, IRRA belum dapat menginformasikan berapa anggaran belanja modal. Yang pasti, Pratoto menyebutkan, angkanya akan lebih besar dari tahun lalu.

Pratoto menambahkan, sumber pendanaan itu masih berasal dari pendanaan internal sebab posisi cash flow IRRA masih sangat kuat terlebih saat ini IRRA juga belum memiliki utang bank, sehingga jika memang dibutuhkan pendanaan lebih pihaknya masih memiliki opsi pendanaan melalui perbankan.  

Adapun kebutuhan belanja modal di tahun 2021 juga akan digunakan untuk kebutuhan efektivitas kegiatan pendistribusian dan pengadaan seperti fasilitas gudang, transportasi dan lain-lain.

Ke depan, IRRA berencana untuk melakukan transformasi bisnis yang bertujuan untuk memperbesar ruang inovasi bisnis  dan memperkuat positioning saat ini.

Selanjutnya: Permintaan naik, Itama Ranoraya yakin penjualan swab antigen test bakal meningkat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat