KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Itama Ranoraya Tbk (
IRRA) berharap bisa mencuil peluang permintaan alat tes swab antigen dari insansi pemerintah. Dalam hal ini, kenaikan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional atau PEN di bidang kesehatan diharapkan bisa menjadi katalis positif untuk memperbesar peluang tersebut. Direktur PT Itama Ranoraya Tbk, Pratoto Raharjo mengatakan, IRRA pada prinsipnya ingin memaksimalkan peluang permintaan dari semua segmen pasar yang ada, termasuk pemerintah. Menurut Pratoto, produk alat tes swab antigen yang didistribusikan oleh IRRA, yakni Swab Antigen Test Panbio yang di produksi Abbott, memiliki kualitas yang baik lantaran memiliki tingkat sensitivitas dan spesifisitas 100% berdasarkan hasil evaluasi dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Kesehatan.
Produk alat tes antigen tersebut juga diklaim menjadi alat tes antigen yang direkomendasikan oleh WHO. Kedua hal ini diharapkan dapat memperbesar kans IRRA untuk mendapatkan pesanan alat tes swab antigen dari pemerintah. “Kalau untuk belanja swab antigen rapid test (pemerintah), IRRA berharap mendapatkan pengadaan tersebut, karena produk Abbott Panbio ini salah satu dari 2 produk yang sudah direkomendasikan WHO. produk Abbott Panbio juga terjamin karena hasil uji validasi Balitbangkes menunjukkan sensitivitas 100% dan spesifisitas 100%,” kata Pratoto kepada Kontan.co.id, Rabu (10/2). Seperti diketahui, pemerintah mengalokasikan anggaran dana kesehatan sebesar Rp 133,07 triliun dari total anggaran PEN tahun ini yang sebesar Rp 627,9 triliun. Angka tersebut lebih besar dari pagu anggaran kesehatan sebesar Rp 97,9 triliun dalam program PEN tahun kemarin.
Baca Juga: Itama Ranoraya (IRRA) panen penjualan alat swab antigen Selain untuk mendukung program vaksinasi, anggaran PEN bidang kesehatan tahun ini rencananya dipergunakan untuk sejumlah hal, termasuk di antaranya untuk mendanai keperluan tes swab antigen dan PCR (polymerase chain reaction). Hal ini dikonfirmasi oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr Nadia Wiweko. Hanya saja, Nadia tidak membeberkan secara lebih rinci berapa persisnya dana yang dialokasikan khusus untuk keperluan tes swab antigen dan PCR maupun rencana pengadaannya. “Ada (untuk) tes antigen dan rapid PCR,” kata Nadia singkat saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (10/2). Sampai tutup tahun nanti, IRRA menargetkan mampu menjual sebanyak 5-10 juta unit. Naik 100%-300% dari realisasi volume penjualan tahun 2020 yang hanya sebesar 2,4 juta. Hingga pekan ketiga Januari 2021 lalu, IRRA menjual 1,7 juta unit Swab Antigen Test Covid-19 kepada pelanggan swasta,, khususnya ritel.
IRRA memasang harga sebesar Rp 132.000 per unit untuk penjualan alat tes swab antigen. Potongan harga berlaku untuk pembelian dalam jumlah tertentu. “Price list seratus tiga puluh dua ribu (per pcs), discount tergantung kuantitas (pembelian),” terang Pratoto. Perlu diketahui, pendapatan IRRA tidak bergantung pada penjualan alat tes swab antigen semata. Catatan saja, IRRA juga memasarkan alat suntik ADS dan mesin plasma darah Selain itu, IRRA juga berencana memulai penjualan produk barunya yaitu Avimac, produk immunomodulator untuk peningkatan imun tubuh dalam waktu dekat. Pada tahun ini, IRRA menargetkan total penjualan dan laba bersih bisa tumbuh 80% - 100% dibandingkan tahun lalu. Pada tahun lalu, pendapatan IRRA berkisar Rp 540-Rp 550 miliar, sementara perolehan laba bersih berkisar Rp 56 - Rp 60 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .