KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Itama Ronaraya Tbk (
IRRA) meyakini pendapatan dan laba akan tumbuh 80%-100% dibandingkan tahun 2020. Distributor alat kesehatan ini optimistis mencapai target dengan realisasi kinerja yang sudah tinggi di awal semester kedua. Direktur Itama Ranoraya, Pratoto S Raharjo mengungkapkan, realisasi penjualan swab antigen test pada Juli-Agustus melonjak signifikan lantaran pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). "Sampai Agustus 2021 ini penjualannya (swab antigen test) sudah mendekati 10 juta," ungkap Pratoto kepada Kontan.co.id, Jumat (17/9) lalu. Sebagai informasi, IRRA merupakan
sole distributor dari produk swab antigen test dengan merk Panbio milik PT Abbot Alere. Itama Ranoraya menargetkan penjualan swab antigen test yang didistribusikannya bisa mencapai 5 juta-10 juta di tahun ini.
Meski harga jual dari swab antigen test sudah turun menjadi di bawah Rp 100.000, penurunan harga jual itu diimbangi oleh lonjakan volume permintaan yang cukup signifikan. "Sehingga tidak ada perubahan target pendapatan kami untuk tahun ini. Kami tetap menargetkan pendapatan dan laba tahun ini tumbuh 80%-100% dibandingkan tahun lalu," bebernya. Baca Juga:
Masuk Dalam Program Vaksinasi UNICEF, Oneject Ekspor Alat Suntik Tahun lalu, Itama Ranoraya meraup pendapatan Rp 563,89 miliar. Dengan pertumbuhan 80%-100%, maka IRRA bisa meraup pendapatan antara Rp 1,01 triliun hingga Rp 1,13 triliun. Sedangkan laba setelah pajak IRRA tahun lalu Rp 60,52 miliar. Dengan pertumbuhan 80%-100%, laba IRRA tahun ini bisa mencapai Rp 108,94 miliar hingga Rp 121,04 miliar. Hingga semester pertama 2021, IRRA membukukan pendapatan sebesar Rp 565,2 miliar atau meningkat 611,6% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu senilai Rp 79,41 miliar. Begitu pun dengan torehan laba setelah pajak, yang tercatat tumbuh signifikan 1.270%, dari semula Rp 3,70 miliar pada semester pertama 2020 menjadi Rp 50,75 miliar di semester pertama 2021.
Baca Juga: Kinerja moncer, pendapatan Itama Ranoraya (IRRA) melesat 611,6% di semester I-2021 Demi memuluskan laju bisnisnya ke depan, IRRA menjalankan strategi berupa kerja sama dengan platform layanan pemeriksaan kesehatan yang masih didominasi pemeriksaan Covid-19. Strategi ini masih selaras dengan ekspansi bisnis perseroan yang akan merambah ke bisnis layanan kesehatan, pasca transformasi bisnis manufakturer dengan mengakuisisi PT Oneject Indonesia.
"Akuisisi Oneject Indonesia kami targetkan rampung tahun 2022, berarti untuk layanan jasa kesehatan mulai awal tahun 2023 atau paling cepat akhir tahun 2022. Konsep dasarnya di
healtcare services ini adalah
creating value customer, jadi tidak hanya jasa layanan tes saja," ujar Pratoto. Di samping potensi yang besar untuk bisnis layanan kesehatan, ekspansi tersebut juga dinilai akan mengoptimalkan produk alat kesehatan yang dimiliki IRRA. "Jadi terkait nilai investasi di layanan kesehatan, masih belum bisa kami berikan," ujar dia.
Baca Juga: Butuh uang muka untuk akuisisi, Itama Ranoraya (IRRA) jual saham treasury Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati