ITDC kembangkan wisata Bromo Tengger



JAKARTA. PT Pengembangan Pariwisata Indonesia terus ekspansif di bisnis pariwisata. Setelah Mandalika, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mulai menggarap wisata prioritas non Bali, yaitu Bromo Tengger Semeru.

Menurut Abdulbar M Mansoer, Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Indonesia, pihaknya sudah meneken nota kesepahaman dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang serta investor pemilik tanah. Sayang, Abdulbar tidak merinci identitas dari investor itu.

Yang jelas, perusahaan pelat merah ini bakal menjalin kerja sama dengan kedua mitra tersebut dengan skema pengelolaan operasional tempat wisata atau destination management operation. Adapun total luas areal kawasan wisata Bromo Tengger tersebut mencapai 200 hektare (ha). "Namanya The Singosari," kata Abdulbar M Mansoer kepada KONTAN, Jumat (21/7).


Selama ini, ITDC mendapat tugas dari pemerintah pusat untuk mengembangkan kawasan tersebut. Untuk bisa menggenjot kunjungan turis, terutama dari luar negeri.

Untuk sementara, Abdulbar masih belum bisa merinci nilai investasi dari proyek tersebut. Sebab pengembangan daerah wisata Bromo Tengger dan Semeru tersebut masih masuk tahap pengkajian. Nah, tahap kajian tersebut bisa tuntas pada akhir September tahun ini.

Meski begitu, ia menyebut nilai investasi The Singosari bakal berbeda dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika yang ada di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). "Masih lebih besar Mandalika," tutur Abdulbar M Mansoer.

Maklum, luas areal KEK Mandalika mencapai 1.175 hektare. Menurut catatan KONTAN, nilai investasi untuk membangun infrastruktur di Mandalika bisa mencapai Rp 3,3 triliun.

ITDC sendiri menargetkan bisa menyelesaikan tahap perencanaan bisnis (business plan) dan studi kelayakan dari proyek The Singosari tersebut pada akhir tahun ini. Setelah itu, rencana pembangunan proyek wisata di sekitar Bromo tersebut sudah bisa terlaksana tahun depan.

Proyek Mandalika

Sedangkan untuk proyek Mandalika, menurut Mansoer, pihaknya saat ini tengah mempersiapkan pembangunan lima hotel di sana. Proyek tersebut sudah bisa terlaksana mulai tahun depan hingga 2019.

Saat ini, ITDC tengah menggarap infrastruktur di Mandalika. Seperti pembuatan jalan, pusat pengolahan air dan yang lainnya. Untuk itu, ITDC sudah menyiapkan dana hingga Rp 250 miliar di proyek infrastruktur tersebut. Sampai tahun depan, nilai investasi pengembangan kawasan Mandalika bisa mencapai Rp 700 miliar.

Setelah menggarap sarana dan prasarana di sana, ITDC bersiap membangun Masjid Agung Mandalika. Selain itu juga bakal menyulap pantai Kuta Lombok di sana menjadi pantai publik atau beach promenade. Tak ketinggalan alun-alun Mandalika juga tengah digarap dan diharapkan bisa kelar September nanti.

Untuk menggarap proyek mesjid, ITDC mengeluarkan dana 35 miliar. Sedangkan di proyek pantai publik, dananya sekitar Rp 14 miliar.

Sejauh ini, sudah ada sejumlah investor yang berminat di Mandalika. Terbaru, ada investor yang tengah membangun hotel syariah bintang empat dan lima di Pantai Tanjung. Operator hotel itu Shaza, bagian dari Kempinski Group.

Sejauh ini, pendapatan ITDC masih berasal dari proyek lawas di Nusa Dua. Pada kuartal pertama tahun ini, perusahaan ini meraup pendapatan Rp 59 miliar. Sayang, Mansoer tidak merinci target pendapatan perusahaan ini hingga akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini