ITMG incar lahan tambang baru



JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) masih mencari area baru, pengganti Tambang Tandung Mayang di Kalimantan Timur yang telah memasuki proses penutupan lahan dan Tambang Jorong yang segera menyusul tahun depan.

Direktur ITMG Leksono Poeranto mengatakan, area baru tersebut bukan berasal dari wilayah tambang yang telah dimiliki ITMG. Artinya, jika tidak membuka lahan baru, ITMG akan melakukan akuisisi terhadap perusahaan lain yang memiliki cadangan cukup besar.

"Kami memang mencari yang eksternal karena kalau internal pasti habis juga. Berapa pun cadangan baru yang didapat, insya Allah, kami mau," katanya di kantor Kementerian ESDM, Jumat (22/7).


Meskipun pihak ITMG tidak terkesan pilih-pilih, tambang baru yang akan diakuisisi diharapkan memiliki cadangan setidaknya 30 juta ton - 50 juta ton dengan kalori berkisar antara 4.800 kkal/kilogram (Kg) hingga 5.000 kkal/Kg.

Leksono berharap, tambang baru tersebut bisa didapatkan tahun ini. Namun, tidak menjadi masalah apabila baru diperoleh tahun depan ketika proses penutupan Tambang Jorong dimulai. "Kalau tahun ini langsung dapat, ya, kami lanjutkan, tapi kalau tahun depan dapatnya, ya, Alhamdullilah," tuturnya.

Terkait dengan penutupan Tambang Jorong tersebut, pihak ITMG masih berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Pasalnya, hal itu harus mengacu juga pada rencana daerah untuk pemanfaatan area bekas tambang.

Menurut Leksono, jika persetujuan penutupan tambang tersebut bisa diperoleh tahun depan, diharapkan prosesnya selesai pada 2018.

Adapun pada tahun ini Tambang Jorong ditargetkan masih menyumbang produksi batubara sebanyak 1,2 juta ton. Sementara produksi batu bara ITMG secara keseluruhan ditargetkan mencapai 26,9 juta ton. "Targetnya masih dipertahankan. Hasil semester I sudah sesuai rencana dan diharapkan terus berlanjut di semester II," tandasnya.

Untuk penjualan tahun ini, ITMG membidik volume sebanyak 28,5 juta ton. Adapun pangsa pasar di Asia, seperti Jepang, China, dan India masih menjadi andalan penjualan batubara tahun ini.

Leksono menilai, secara umum kondisi pertambangan batubara memang masih belum mengalami perbaikan secara signifikan. Oleh karena itu, pihaknya mencoba fokus untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan dan belum memutuskan menambah proyek baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini