JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) tak mau gegabah mengikuti euforia tren stabilnya harga batubara. Hal ini tercermin dari serapan belanja modal atau capital expenditure (capex) yang masih terbilang kecil. Yulius Gozali, Direktur Keuangan sekaligus Hubungan Investor ITMG mengatakan, dari capex yang disediakan tahun ini sebesar US$ 60,3 juta atau setara sekitar Rp 700 miliar, serapannya sejauh ini baru sekitar 9%. Artinya, dana yang dibelanjakan ITMG masih kurang dari Rp 70 miliar. Sektor batubara memang beberapa kali diguyur sentimen positif baik dari dalam maupun luar negeri. Namun, kestabilan harganya belum sepenuhnya terkonfirmasi sehingga para pemain di dalam sektor ini tak mau buru-buru menggenjot produksi atau ekspansi. Langkah konservatif ITMG juga terlihat dari proyeksi rata-rata harga batubara perusahaan hingga akhir tahun yang masih di bawah proyeksi sejumlah analis, sekitar US$ 75 per ton. "Untuk tahun ini kami memperkirakan rata-rata harga batubara berada di kisaran US$ 65 per ton dengan target volume produksi 25,5 juta ton," ujar Yulius kepada KONTAN, Selasa (13/12). Target produksi itu juga tak berubah banyak jika dibanding realisasi produksi tahun lalu. Sementara, realisasi produksi batubara ITMG per Maret 2017 sebesar 5,4 juta ton. Kendati demikian, ITMG sudah mengamankan sebagian besar operasional bisnisnya tahun ini. Sebab, ITMG sudah lebih dulu mengamankan 77% kontrak penjualan batubara. Dengan kondisi itu, pendapatan ITMG ke depan relatif menjadi lebih aman. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
ITMG mengambil langkah konservatif
JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) tak mau gegabah mengikuti euforia tren stabilnya harga batubara. Hal ini tercermin dari serapan belanja modal atau capital expenditure (capex) yang masih terbilang kecil. Yulius Gozali, Direktur Keuangan sekaligus Hubungan Investor ITMG mengatakan, dari capex yang disediakan tahun ini sebesar US$ 60,3 juta atau setara sekitar Rp 700 miliar, serapannya sejauh ini baru sekitar 9%. Artinya, dana yang dibelanjakan ITMG masih kurang dari Rp 70 miliar. Sektor batubara memang beberapa kali diguyur sentimen positif baik dari dalam maupun luar negeri. Namun, kestabilan harganya belum sepenuhnya terkonfirmasi sehingga para pemain di dalam sektor ini tak mau buru-buru menggenjot produksi atau ekspansi. Langkah konservatif ITMG juga terlihat dari proyeksi rata-rata harga batubara perusahaan hingga akhir tahun yang masih di bawah proyeksi sejumlah analis, sekitar US$ 75 per ton. "Untuk tahun ini kami memperkirakan rata-rata harga batubara berada di kisaran US$ 65 per ton dengan target volume produksi 25,5 juta ton," ujar Yulius kepada KONTAN, Selasa (13/12). Target produksi itu juga tak berubah banyak jika dibanding realisasi produksi tahun lalu. Sementara, realisasi produksi batubara ITMG per Maret 2017 sebesar 5,4 juta ton. Kendati demikian, ITMG sudah mengamankan sebagian besar operasional bisnisnya tahun ini. Sebab, ITMG sudah lebih dulu mengamankan 77% kontrak penjualan batubara. Dengan kondisi itu, pendapatan ITMG ke depan relatif menjadi lebih aman. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News