ITMG mengharap berkah cuaca dan tambang baru



JAKARTA. Setelah terkendala curah hujan yang tinggi sepanjang tahun lalu, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) berpeluang menggenjot produksi batubaranya di tahun depan. Produksi ITMG dipastikan bertambah karena tambang Bharinto mulai dioperasikan pada tahun ini.

Dalam hitungan Dang Maulida, Analis Indo Premier Securities, produksi ITMG di tahun 2011 bisa mencapai 26,1 juta ton. "Kontribusi produksi dari tambang Bharinto bisa 1 juta ton," ujar Dang.

ITMG masih akan mengandalkan tambang yang dikelola anak usahanya, Indominco, untuk mengejar target produksi di tahun ini. Estimasi Dang, batubara yang bisa dikeruk dari lahan Indominco sepanjang tahun ini mencapai 15 juta ton.


Tentu angka di atas kertas itu bisa buyar akibat cuaca buruk, seperti yang terjadi di tahun ini. Manajemen ITMG menargetkan produksi di 2010 mencapai 23 juta ton, atau tumbuh 5% dari 2009.

Namun para analis tidak bersuara bulat dalam mengevaluasi pencapaian ITMG tahun ini. Analis AM Capital Securities Jansen Nasrial menilai ITMG hanya mampu memproduksi 22,2 juta ton batubara di 2010 karena gangguan hujan.

Kalori tinggi

Namun Jansen optimistis ITMG mampu berlari kencang tahun ini. Selain pembukaan tambang baru, badai La Nina yang memicu curah hujan tinggi di wilayah Indonesia juga diramalkan tuntas bulan Mei 2010. “Dengan cuaca membaik, produksi ITMG akan lebih optimal,” kata Jansen.

Ia mengkalkulasi tambang ITMG akan menghasilkan 25,5 juta ton batubara sepanjang 2011. Sedang Bei Djody, Analis AAA Securities, memprediksi produksi ITMG di tahun ini sebanyak 26,5 juta ton.

Tren penguatan harga batubara yang diramalkan bertahan sepanjang tahun makin mencerahkan outlook ITMG. Apa lagi, sekitar 70% produksi ITMG merupakan batubara dengan kalori tinggi. “Harga batubara berkalori tinggi lebih mudah berubah,” kata Jansen.

Dengan alasan itu, Jansen memprediksi, harga rata-rata batubara ITMG untuk tahun 2010 US$115 per ton, lebih tinggi 19,79% daripada estimasi harga rata-rata batubara tahun lalu, yaitu US$ 96 per metrik ton.

Sedang Bei memasang prediksi harga rata-rata yang lebih konservatif, yaitu US$ 84 per ton. Estimasi harga rata-rata batubara ITMG versi Dang lebih rendah lagi, yaitu US$ 78 per ton.

Proyeksi pendapatan ITMG di 2011 versi Jansen adalah US$ 2,23 miliar atau 39,37% dari estimasinya di 2010, yaitu US$ 1,6 miliar. Sedangkan laba bersih menjadi US$ 532 juta, meningkat 107,81% dibanding laba 2010 yang sebesar US$ 256 juta.

Djodi menyodorkan hitungan pendapatan yang tak jauh beda, yaitu US$ 2 miliar, naik 17,64% dibandingkan targetnya di 2010 sebesar US$ 1,7 miliar. Sementara proyeksi laba bersih versi Djodi adalah US$ 498 juta, naik 45,18% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar US$ 343 juta.

Jansen merekomendasikan beli ITMG dengan target harga Rp 64.000 per saham. Sedang Djody dan Dang memberi rekomendasi hold karena target harga masing-masing telah terlampaui, yaitu Rp 55.800 dan Rp 55.000 per saham. Pada Selasa (4/1), harga ITMG Rp 56.500 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie