ITMG menurunkan target produksi batubara di 2012



JAKARTA. Meredupnya industri pertambangan batubara turut menekan prospek bisnis PT Indo Tambangraya Megah Tbk. Manajemen Indo Tambangraya memutuskan untuk memangkas target produksi batubara tahun ini.

"Produksi batubara tahun ini mungkin hanya sekitar 26,5 juta ton," ujar Direktur Keuangan Indo Tambangraya Edward Manurung, Senin (13/8) pekan lalu. Jika kita hitung, artinya, ITMG memangkas target produksi sekitar 500.000 ton. Semula, emiten berkode saham ITMG ini menargetkan produksi dan penjualan batubara tahun ini berkisar 27 juta ton. Angka itu tumbuh 8% dibandingkan realisasi produksi batubara di 2011 yang sebanyak 25 juta ton.

Tampaknya, manajemen Indo Tambangraya memang cenderung konservatif menghadapi ketidakstabilan pasar komoditas global saat ini. Apalagi, rata-rata harga jual atau average selling price (ASP) tahun ini ditaksir akan lebih rendah ketimbang ASP tahun lalu. "Estimasi harga tahun ini sekitar US$ 94 per ton," tutur Edward. Sebagai pembanding, realisasi harga jual rata-rata batubara ITMG di tahun lalu mencapai US$ 97,4 per ton.


Jika ITMG bisa menjual batubara sebanyak hasil produksinya, pendapatan perseroan ini berkisar US$ 1,43 miliar. Di semester pertama 2012 lalu, ITMG sudah berhasil menghimpun pendapatan US$ 1,2 miliar.

Sebagai informasi, saat ini. produsen batubara yang dikendalikan korporasi asal Thailand, Banpu Minerals Pte Ltd, ini masih bisa menjual batubara di harga rata-rata US$ 97,66 per ton. Sementara, realisasi volume penjualan hingga akhir Juni 2012 sebanyak 12,4 juta ton, atau meningkat 15,89% dari akhir Juni 2011 yang sebanyak 10,7 juta ton. Jika kita hitung, volume produksi batubara ITMG itu belum mencapai setengah target baru 2012.

ITMG juga sudah mengikat pembeli. Sekitar 87% penjualan batubara dilakukan secara kontrak. Dari kontrak itu, sebanyak 51% dijual dengan harga tetap, sedangkan 31% dijual harga sesuai indeks, 6% belum ditentukan, serta 13% belum terjual.

Di tahun ini, anak usaha ITMG, Bharinto Ekatama, diperkirakan sudah bisa memberikan kontribusi produksi 700.000 ton. Selanjutnya, produksi anak usaha lainnya seperti Indocominco Mandiri diperkirakan 15 juta ton, naik dari 14,8 juta di tahun lalu. Produksi Kitadin-Td Mayang juga naik dari 400.000 ton menjadi 2,7 juta ton.

Sedangkan produksi Trubaindo Coal Mining tetap di kisaran 7,1 juta ton. Di saat yang sama, ada beberapa anak usaha yang mengalami penurunan produksi. Mereka adalah Kitadin-Embalut dan Jorong Barutama Greston.

Masing-masing volume produksinya tahun ini sekitar 700.000 ton dan 1 juta ton. Pada 2011, Kitadin-Embalut mampu menghasilkan 1,3 juta ton dan Jorong 1,4 juta ton. Kedua tambang itu memang telah memasuki masa penurunan produksi atau lazim disebut declining stage.

Analis Panin Sekuritas Fajar Indra tetap mempertahankan rekomendasi beli ITMG. Alasannya, Indo Tambangraya masih mencetak kinerja bagus di semester I-2012. Di periode ini, laba bersih ITMG naik 20% menjadi sekitar US$ 247 juta.

Tapi, pemangkasan target penjualan 500.000 ton menyebabkan Panin menurunkan target harga ITMG menjadi Rp 44.200 per saham. Ini merefleksikan price to earning ratio (PER) 10,9 kali. Harga saham ITMG, Kamis (23/8), merosot 1,18% menjadi Rp 37.800 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro