JAKARTA. Ekspansi PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) di tahun 2014 kemarin rupanya sedikit tertahan. Lihat saja, sepanjang tahun lalu, perseroan hanya menyerap belanja modal sebesar US$ 55 juta dari target awal tahun yang sebesar US$ 86 juta. Direktur Keuangan ITMG, Edward Manurung, mengatakan, belanja modal tahun lalu hanya digunakan untuk memperbaiki infrastruktur pertambangan. Berkaca dari realisasi belanja modal tahun lalu, Edward menurunkan asumsi belanja modal tahun ini dari sebelumnya US$ 80 juta menjadi US$ 60 juta. Dana belanja modal akan berasal dari kas internal. "Akan digunakan untuk investasi baru seperti
hauling road dan
maintenance," ujarnya di Jakarta, Rabu (28/1).
Ia memperkirakan, produksi batubara tahun ini hanya sebesar 30 juta ton, naik tipis dari capaian tahun 2014 yang sebesar 29,5 juta ton. Proyeksi produksi yang relatif stagnan ini disebabkan oleh belum membaiknya harga batubara dunia. "Saat ini harga batubara masih bergantung dengan
demand China yang sekarang cenderung melemah," imbuh Edward. Meski ekspansi terbatas, Edward masih yakin
bottom line ITMG masih bisa positif. Ia memperkirakan, tahun ini harga batubara akan berada di kisaran US$ 58 - US$ 59 per ton. Untuk tetap mendorong produksinya, belum lama ini, ITMG menambah modal salah satu anak usahanya, PT Jorong Barutama Greston (JBG). Emiten batubara milik Banpu Ltd itu menyatakan telah menyerap 8.333 saham baru yang diterbitkan oleh JBG. Nilai dari transaksi afiliasi ini adalah Rp 124,99 miliar. Ini merupakan nilai nominal dari saham baru yang diterbitkan JBG tersebut. Penambahan modal dilakukan untuk mendorong kontribusi produksi dari anak usaha. Selain mendorong produksi, ITMG juga sedang menjajaki peluang untuk menggarap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru. ITMG berencana untuk menggarap pembangkit listrik berkapasitas 1 x 100 mega watt (MW) dengan nilai investasi sekitar US$ 100 juta. Untuk memuluskan rencana itu, ITMG akan mencari partner strategis. Pembangunan pembangkit listrik ini didorong oleh misi pemerintah untuk menggenjot kebutuhan listrik nasional yang cukup besar.
Selain itu, hal ini menjadi salah satu upaya diversifikasi bisnis untuk mengantisipasi pelemahan harga komoditas batubara dunia. Saat ini ITMG telah memiliki satu pembangkit listrik berkapasitas 2 x 7 Mega Watt (MW) di Blok Timur area pertambangan salah satu entitas usahanya, PT Indominco Mandiri. Hingga kuartal III 2014, ITMG membukukan penjualan sebesar US$ 1,48 miliar, turun 9,2% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 1,63 miliar. Namun, laba bersih ITMG masih bisa naik sebesar 8,3% menjadi US$ 168,8 juta, dibanding periode yang sama tahun lalu US$ 155,8 juta. Saham ITMG naik 0,49% ke level Rp 15.400 per saham pada perdagangan Rabu (28/1). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan