ITS Surabaya luncurkan kapal bambu pertama di dunia



KONTAN.CO.ID - SURABAYA. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya resmi meluncurkan kapal berbahan dasar bambu laminasi sebagai bagian dari inovasi kelautan. Peluncuran tersebut dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti di Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran, Surabaya, Senin (2/7).

Heri Supomo, inventor dan Ketua Tim Baito Deling Research menjelaskan, kelangsungan industri kecil menengah (IKM) galangan kapal berbahan kayu menjadi tidak menentu akibat tingginya harga jual kayu di pasaran. Hal ini disebabkan oleh penebangan liar yang tidak diiringi reboisasi dan berimbas pada meroketnya harga kapal kayu di Indonesia. Menyikapi hal tersebut, melalui penelitian yang berlangsung sejak tahun 2012 ia menghadirkan sebuah terobosan baru penggunaan material bambu pada kapal tangkap ikan Baito Deling 001.

“Kapal ini mampu menekan biaya hingga 60%, menjadikan bambu sebagai material alternatif masa depan,” ujar dosen Teknik Perkapalan itu dalam rilis yang diterima Kontan.


Ia menambahkan, bambu memiliki banyak keunggulan seperti potensinya yang melimpah, lebih murah, kekuatan tarik dan tekuk lebih besar dari kayu, masa panen 10 kali lebih cepat dibandingkan kayu. Penggunaan bambu petung dan bambu ori dipilih karena nilai kuat tarik dan tekuk sebesar 180 MPa dan 84 MPa serta renggangan mencapai 8,93%, di mana lebih baik daripada kayu jati.

“Semakin terkena air laut bambu itu akan semakin kuat,” tambah pria yang produknya kini dilirik investor wisata itu.

Di sisi lain, Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MScES PhD mengungkapkan rasa bangganya atas peluncuran kapal yang sudah memiliki dua hak paten dan mendapat dukungan dari banyak institusi pemerintahan ini. Salah satunya dari PT Pembangkit Jawa Bali (PJB), Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan beberapa pemerintah daerah di Indonesia.

Secara khusus Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzladi Rosman Djohan menyatakan ketertarikannya untuk mengaplikasikan Baito Deling di kepulauan Babel. Menurut Joni, hal ini menjadi sebagai bentuk komitmen ITS untuk menjawab permasalahan masyarakat. Terlebih penelitian ini mendapatkan penghargaan The Distinction Medal dari The Royal Institution of Naval Architects (RINA), sebuah organisasi terbesar yang menaungi bidang perkapalan sejak tahun 1860 yang bermarkas di Inggris.

Pada kesempatan itu, Susi mengatakan, dari dahulu bambu memang sudah digunakan oleh orang-orang untuk membuat segala keperluan, mulai dari rumah hingga peralatan rumah. Ia meyakini bambu juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika diinovasikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie