Saat ini bimbingan belajar (bimbel) Universal Mega Center (UMC) sudah memasuki usia 17 tahun. Meski sudah cukup lama beroperasi dan dapat mulai bisa meyakinkan guru sekolah dan murid terhadap metode belajarnya, Iwan Sugiarto, pemilik bimbel UMC tetap berniat untuk terus mengembangkan UMC. Ia belum memiliki keinginan untuk membuka bisnis lain.

UMC sudah memiliki hampir 100 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. "Saya akan fokuskan mengembangkan produk-produk yang sudah ada dan memperbanyak jumlah mitra," kata dia.

Iwan punya keinginan agar produk I-Maths bisa menjangkau banyak TK di seluruh Indonesia. Sebab menurut Iwan, matematika merupakan ilmu yang paling penting. Sehingga, apabila anak sejak dini memiliki konsep dasar matematika yang bagus maka ke depannya akan lebih mudah menyerap materi mata pelajaran matematika.

Iwan percaya diri produknya lebih unggul dari bimbel lain yang juga fokus pada matematika. Untuk meraih target menjangkau seluruh Indonesia, Iwan akan memanfaatkan media sosial dan teknologi pemasaran digital. "Karena tren pemasaran saat ini telah memasuki era pemasaran digital," ucap Iwan.

Iwan merasakan sendiri perkembangan teknologi yang pesat dalam menjalankan bisnis ini. Dulu orang-orang sering menanyakan tentang brosur UMC. Namun saat ini orang-orang sudah beralih menanyakan tentang alamat website UMC.

Untuk itu, Iwan akan membuat website UMC menjadi lebih menarik dan informatif dari sekarang. Selain itu, untuk pengajaran jarak jauh, ia sedang mengembangkan penggunaan video seiring tren distance learning. Video tersebut juga dimasukkan Iwan ke dalam email untuk kemudian dikirim menjadi satu dengan proposal kerjasama. "Kami memiliki software khusus yang membuat proses pembukaan video di email akan lebih ringan," kata Iwan.

Untuk menunjukkan keunggulan murid bimbel UMC, Iwan rutin mengadakan perlombaan di bidang pelajaran. Lomba ini sekaligus sebagai ajang promosi buat UMC. Perlombaan atau olimpiade tersebut diadakan tiap tahun. Saat ini olimpiade pelajaran yang ia gelar sudah mencapai tahun ke-13. Untuk lomba aritmatika, peserta yang ikut hanya dari murid UMC. Namun untuk lomba matematika, peserta yang ikut bisa datang dari sekolah-sekolah lain.

Tak hanya dalam pemasaran, Iwan juga menggunakan teknologi dalam penggelaran lomba tersebut. Misalnya, teknik flash calculation. Ini adalah angka yang muncul di layar dalam waktu sepersekian detik. Para peserta lomba harus bisa menghitung angka-angka tersebut dengan cepat. Menurutnya, hanya siswa yang terlatih menggunakan aritmatika dapat melakukan perhitungan secepat itu.

Sejauh ini, pemasaran lewat lomba dan presentasi cukup membuahkan hasil. Saat ini 48 sekolah sudah mengaplikasikan produknya. Dia berharap makin banyak sekolah yang akan menerapkan metodenya.    n(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini