JAKARTA. Kontribusi realisasi investasi nasional di sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) diperkirakan mencapai sekitar 20% hingga 50% dari target nilai penanaman modal pada tahun ini hingga tahun-tahun mendatang. Pasalnya, sektor ini terdiri dari bisnis yang besar dan padat modal yakni migas, listrik dan smelter. "Pada 2017, 2018 dan seterusnya, kalau perkiraan saya pribadi 20% hingga 50% dari total investasi nasional. Tahun ini target investasi nasional kita Rp 678 triliun. Berarti kalau 20% ya Rp 140 trilun, kalo 50% ya Rp 340 triliun. Ini target realisasi di sektor ESDM,” kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong usai peluncuran layanan investasi ESDM 3 jam (ESDM3J) di Jakarta, Senin (30/1). Thomas mengatakan, dalam lima tahun terakhir, komposisi investasi dari sektor ESDM berkisar di level 21% dari total investasi yang masuk ke Indonesia. Tercatat investasi sektor ESDM yang ada di BKPM tahun 2012-2016 (di luar kegiatan hulu migas) sebesar Rp 490 triliun.
Izin mudah, investasi sektor ESDM akan melesat
JAKARTA. Kontribusi realisasi investasi nasional di sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) diperkirakan mencapai sekitar 20% hingga 50% dari target nilai penanaman modal pada tahun ini hingga tahun-tahun mendatang. Pasalnya, sektor ini terdiri dari bisnis yang besar dan padat modal yakni migas, listrik dan smelter. "Pada 2017, 2018 dan seterusnya, kalau perkiraan saya pribadi 20% hingga 50% dari total investasi nasional. Tahun ini target investasi nasional kita Rp 678 triliun. Berarti kalau 20% ya Rp 140 trilun, kalo 50% ya Rp 340 triliun. Ini target realisasi di sektor ESDM,” kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong usai peluncuran layanan investasi ESDM 3 jam (ESDM3J) di Jakarta, Senin (30/1). Thomas mengatakan, dalam lima tahun terakhir, komposisi investasi dari sektor ESDM berkisar di level 21% dari total investasi yang masuk ke Indonesia. Tercatat investasi sektor ESDM yang ada di BKPM tahun 2012-2016 (di luar kegiatan hulu migas) sebesar Rp 490 triliun.