JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) mengkritik pemberian rekomendasi ekspor oleh Kementerian Engeri dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Cara itu bisa merusak harga pasar komoditas karena suplai dari Indonesia melimpah. Jonatan Handjojo, Wakil Ketua AP3I, mencermati, harga nikel semakin ambruk. Selama Oktober 2016 hingga Juli 2017, harga nikel turun dari US$ 11.000 per ton menjadi US$ 8.000 per ton. Akibatnya, 12 smelter berhenti operasi karena tak mau menanggung rugi produksi. Dua smelter di antaranya adalah milik PT Vale Indonesia Tbk dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.
Izin ekspor konsentrat merusak harga pasar
JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) mengkritik pemberian rekomendasi ekspor oleh Kementerian Engeri dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Cara itu bisa merusak harga pasar komoditas karena suplai dari Indonesia melimpah. Jonatan Handjojo, Wakil Ketua AP3I, mencermati, harga nikel semakin ambruk. Selama Oktober 2016 hingga Juli 2017, harga nikel turun dari US$ 11.000 per ton menjadi US$ 8.000 per ton. Akibatnya, 12 smelter berhenti operasi karena tak mau menanggung rugi produksi. Dua smelter di antaranya adalah milik PT Vale Indonesia Tbk dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.