JAKARTA. Investasi di sektor kehutanan Indonesia kian menarik. Ini tercermin dari data Kementerian Kehutanan (Kemhut) soal pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK). Tahun ini saja, sudah ada 14 perusahaan yang mengantongi izin tersebut. Alhasil, selama semester satu, nilai investasi kehutanan ikut melompat. Sebenarnya, dalam IUPHHK, terdapat tiga investasi pemanfaatan hutan. Tapi di paruh pertama tahun ini, hanya ada dua sektor yang keluar izin baru, yaitu Hutan Tanam Industri (HTI) sebanyak 11 perusahaan dan sisanya adalah izin baru untuk Restorasi Ekosistem (RE) untuk PT Sinar Nusantara, PT Global Alam Nusantara, dan PT Karawang Ekawana. Izin di sektor Hutan Alam (HA) tidak ada yang baru. Dalam catatan Kemhut, hingga semester I-2014, IUPHHK HTI yang sudah dikeluarkan sebanyak 257 unit dengan total luas lahan 1 juta hektare (ha). Nilai investasinya pun tak tanggung-tanggung, yakni mencapai Rp 4,66 triliun. Angka ini tergolong tinggi. Mengingat investasi di sektor ini sepanjang tahun 2013 sebesar Rp 4,6 triliun. Walaupun begitu, luas areal malah tidak bertambah. Penyebabnya, ada beberapa areal yang tidak produktif.
Izin pemanfaatan hasil hutan diobral
JAKARTA. Investasi di sektor kehutanan Indonesia kian menarik. Ini tercermin dari data Kementerian Kehutanan (Kemhut) soal pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK). Tahun ini saja, sudah ada 14 perusahaan yang mengantongi izin tersebut. Alhasil, selama semester satu, nilai investasi kehutanan ikut melompat. Sebenarnya, dalam IUPHHK, terdapat tiga investasi pemanfaatan hutan. Tapi di paruh pertama tahun ini, hanya ada dua sektor yang keluar izin baru, yaitu Hutan Tanam Industri (HTI) sebanyak 11 perusahaan dan sisanya adalah izin baru untuk Restorasi Ekosistem (RE) untuk PT Sinar Nusantara, PT Global Alam Nusantara, dan PT Karawang Ekawana. Izin di sektor Hutan Alam (HA) tidak ada yang baru. Dalam catatan Kemhut, hingga semester I-2014, IUPHHK HTI yang sudah dikeluarkan sebanyak 257 unit dengan total luas lahan 1 juta hektare (ha). Nilai investasinya pun tak tanggung-tanggung, yakni mencapai Rp 4,66 triliun. Angka ini tergolong tinggi. Mengingat investasi di sektor ini sepanjang tahun 2013 sebesar Rp 4,6 triliun. Walaupun begitu, luas areal malah tidak bertambah. Penyebabnya, ada beberapa areal yang tidak produktif.