KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (
KIJA) berencana menambah lahan tahun ini. KIJA berencana menganggarkan belanja modal atawa
capital expenditure (capex) sekitar Rp 200 miliar dari kas internal perusahaan. Sekretaris Perusahaan KIJA, Mulyadi Suganda mengatakan, penambahan lahan akan diutamakan untuk menambah lahan eksisting di Cikarang dan Kendal. Jumlah luas lahannya akan bergantung pada harga pembelian lahan yang didapat. “(Akuisisi lahan) untuk melengkapi lahan yang sudah ada agar menjadi suatu hamparan,” kata Mulyadi kepada Kontan.co.id, Kamis (11/2).
Baca Juga: Milenial ingin punya rumah? Simak tips dari bos DMS Propertindo (KOTA) berikut Sedikit informasi, saat ini KIJA telah memiliki persediaan lahan atawa
land bank di sejumlah wilayah. Mengutip materi paparan publik KIJA pada Desember 2020 lalu, KIJA tercatat memiliki
land bank di Kota Jababeka-Cikarang, Kendal Industrial Park-Jawa Tengah, Tanjung Lesung-Banten, dan Morotai-Maluku Utara. Secara terperinci, pembagian land bank KIJA berdasarkan lokasi meliputi 1.245 hektar (ha) di Kota Jababeka-Cikarang, 552 ha di Kendal Industrial Park, 1.496 di Tanjung Lesung-Banten, dan 1.794 ha di Morotai-Maluku Utara per 30 September 2020 lalu. Dengan demikian, total
land bank KIJA mencapai 5.087 ha per 30 September 2020 lalu. Model bisnis KIJA terdiversifikasi ke dalam 3 pilar bisnis, yaitu pengembangan lahan atawa
land development dengan produk industri (tanah matang atau tanah dan bangunan pabrik), residensial, dan komersialnya, bisnis
leisure, serta bisnis infrastruktur yang menghasilkan pendapatan berulang atau
recurring revenue. Harapan KIJA, perbaikan iklim bisnis bisa terus berlanjut di tahun 2021 seiring dengan adanya sejumlah katalis positif seperti program vaksinasi, produk hukum
Omnibus Law, serta kegiatan ekonomi yang sudah berangsur membaik di tengah adaptasi
new normal. KIJA sendiri sudah melihat adanya tren pertumbuhan permintaan memasuki paruh kedua tahun lalu.
Baca Juga: Ini penyebab PTPP kena denda Rp 1 miliar dari KPPU Hal ini tercermin dari pendapatan pra penjualan atau
marketing sales KIJA yang meningkat secara semesteran. Menurut catatan Mulyadi, KIJA berhasil menciptakan
marketing sales sekitar Rp 644 miliar di sepanjang paruh kedua tahun 2020, meningkat sekitar 2,5 kali lipat dibanding perolehan
marketing sales KIJA dibanding semester sebelumnya.
Sebanyak 66,5% dari perolehan tersebut disumbang oleh
marketing sales dari produk industri berupa (tanah matang atau tanah dan bangunan pabrik), sedang sisanya berasal dari segmen perumahan/komersial dan lain-lain. Sebagai pembanding, KIJA mencatatkan
marketing sales sekitar Rp 255 miliar Pada sepanjang paruh pertama tahun lalu. Secara terperinci, perolehan
marketing sales tersebut berasal dari
marketing sales produk industri dengan porsi 36% serta segmen perumahan/komersial dan lainnya dengan porsi sekitar 64%. “Kami bersyukur perseroan memiliki model bisnis Jababeka yang holistik dengan 3 pilar, yaitu
land development dan
leisure serta bisnis infrastruktur yang menghasilkan
recurring revenue sehingga dapat menopang volatilitas bisnis properti. Dengan demikian diharapkan Perseroan dapat menghadapi tahun 2021 dengan baik di tengah tantangan pandemi Covid-19,” tutur Mulyadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi