Jababeka (KIJA) Resmikan Pabrik Mini LNG Pertama di Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jababeka Tbk (KIJA) meresmikan proyek mini LNG (Liquefied Natural Gas) Plant atau pabrik mini LNG pertama di Indonesia, yang berlokasi di Kawasan Industri Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER), Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (9/11/2023).

Pabrik mini LNG berada di atas lahan 10.162 m2 dengan konsep pabrik open space. Pabrik ini akan menjadi tempat pengolahan gas alam cair (LNG) maupun distribusi dengan produksi volume maksimal 2,5 mmscfd per hari. Produksi LNG tersebut akan disimpan dan didistribusikan dalam tabung iso tank 20 dan 40 feet.

Adapun proyek ini adalah hasil kolaborasi Jababeka, dengan PT Likuid Nusantara Gas dan PT SIER yang didukung pula oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur.


Budianto Liman selaku Direktur Utama PT Jababeka Tbk, menjelaskan, tujuan utama pembangunan pabrik adalah untuk mendukung program pemerintah Indonesia dalam meningkatkan bauran energi rendah emisi ramah lingkungan, melalui penyediaan gas alam cair untuk memenuhi kebutuhan pelaku industri dan komersial dalam negeri.

Baca Juga: Pendapatan Tumbuh 30% per Kuartal III, Jababeka (KIJA) Berhasil Sulap Rugi Jadi Laba

“Pabrik ini sendiri merupakan perusahaan mini LNG plant pertama yang dikelola swasta di Indonesia. Kami optimis, beroperasinya pabrik ini nanti bisa mendukung upaya bersama pemerintah menyediakan sumber energi yang bersih dan sustainable. Dengan harapan, bisa menjadi solusi pemenuhan energi yang berkualitas dan dengan harga semakin kompetitif bagi konsumen di Pulau Jawa dan sekitarnya. Pembangunan pabrik mini LNG ini juga merupakan langkah korporasi dari Perseroan untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham” kata Budianto melalui keterangan tertulis yang diterima Kontan, Jumat (10/11). 

Budianto Liman juga menyampaikan bahwa proyek pabrik mini LNG merupakan hasil akuisisi PT Jababeka Tbk melalui entitas anak, PT Jababeka Infrastruktur di PT Likuid Nusantara Gas. 

Sebagai informasi tambahan, PT Jababeka Infrastruktur menguasai 60% saham sedangkan sisanya masing-masing 20% dimiliki oleh Fortius Corporation dan perorangan. Adapun, total nilai investasi proyek ini sebesar US$ 16,898 juta dan menyerap tenaga kerja lebih dari 120 orang.

Lebih dalam, Budianto Liman menjelaskan bahwa Jababeka optimis pabrik mini LNG bisa memberikan dampak positif bagi pendapatan usaha Jababeka ke depannya, yang berasal dari pemenuhan kebutuhan dari perusahaan-perusahaan atau pengguna yang ingin harga lebih ekonomis dan sumber energi yang lebih ramah lingkungan.

Sementara itu, Wira Rahardja Direktur Utama PT Likuid Nusantara Gas, mengaku senang bisa bekerja sama dengan Jababeka. Karena Jababeka merupakan perusahaan pengembang kota mandiri berbasis kawasan industri yang terintegrasi dan sudah berpengalaman lebih dari 33 tahun.

“Dalam kerja sama dengan Jababeka ini, kami tidak butuh waktu lama (mempertimbangkan). Melihat keberhasilan proyek-proyek kota mandirinya, seperti Kota Jababeka dan Kawasan Industri Kendal, maka bagi kami, Jababeka merupakan partner yang sangat strategis dalam pembangunan dan pengembangan PT Likuid Nusantara Gas,” kata Wira Rahardja.

Wira menambahkan bahwa pabrik mini LNG ditargetkan selesai paling cepat delapan (8) bulan dan sudah beroperasi pada semester dua tahun 2024. Sementara ini target market dari PT Likuid Nusantara Gas, akan difokuskan terutama pada daerah Jawa Timur, untuk selanjutnya  ke Jawa Tengah dan Bali dengan segmen retail, seperti hotel, cafe, restoran mall dan industri.

“Terdekat, kami bisa membantu memenuhi kebutuhan tenant-tenant di Pasuruan Industrial Estate Rembang, dan kafe-restoran, hotel, mall yang ada di Jawa Timur dan sekitarnya,” kata Wira Rahardja.

 
KIJA Chart by TradingView

Lebih lanjut, dijelaskan Wira Rahardja, pengiriman gas alam cair ke industri dan komersial di luar Jawa Timur oleh PT Likuid Nusantara Gas sangat memungkinkan. Karena pihaknya mendistribusikan gas alam cair memakai tabung besar (iso tank) dan small vessel (VGL 175 liter) yang dikirim menggunakan transportasi kendaraan (mobil/truk) dan tidak perlu memakai pipa gas untuk penyalurannya. 

Dengan mengusung konsep “Mobility Gas Solution”, PT Likuid Nusantara Gas optimis menjadi solusi transisi energi dan ikut berpartisipasi mewujudkan Indonesia net zero ke depan. 

Menurut Wira Rahardja, gas alam cair dari PT Likuid Nusantara Gas bisa jadi alternatif sekaligus memberi nilai tambah bagi pelaku industri untuk operasional usaha mereka. 

“Karena selain ramah lingkungan, harga gas alam cair bisa menghemat pengeluaran biaya operasional mereka sebesar 20-30% dibanding pemakaian Liquified Petroleum Gas (LPG) atau Bahan Bakar Minyak (BBM),” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .