KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan saat ini sudah ada 70
multifinance yang sudah mendaftar dalam sistem
asset registry yang diharapkan
soft launching pada September ini. Salah satunya adalah PT Mandiri Tunas Finance (MTF).
Baca Juga: Pembiayaan alat berat diyakini akan tumbuh hingga akhir tahun Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo bilang perusahannya berharap bisa mencegah penjaminan ganda oleh
multifinance ke perusahaan perbankan. Dengan demikian, perbankan bisa dengan mudah mengecek dan mempercayai permohonan pendanaan dari
multifinance. "Dengan adanya sistem
registry ini, dapat menjaga kualitas
customer dengan memastikan asset tidak
double financing seperti 1 mobil dijadikan agunan di 2 sampai 3
leasing. Selain itu, Kontribusi kepada APPI , menjaga komitmen agar industri pembiayaan sehat," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (6/8). Pihaknya mengaku selama ini telah menjalankan
quality assurance (QA) untuk mencegah praktik penjaminan ganda.
Baca Juga: Siapkan restrukturisasi utang, Bank BNI: Duniatex perlu atur ulang arus kas Disertai dengan proses audit internal melalui bantuan teknologi informasi untuk memverifikasi aset yang sudah didaftarkan. Di samping itu, MTF juga terus berupaya menjaga agunan nasabah. Misalnya, dengan menyimpan bukti kepemilikan kendaraan selama proses pembiayaan dan kemudian mengembalikan agunan jika nasabah tersebut telah melunasi kredit sesuai perjanjian. "Ya, dengan kita laporkan agunan nasabah maka jika nasabah nakal akan terdeteksi bahwa BPKB nasabah di simpan di MTF," katanya.
Baca Juga: Bank berlomba bikin platform digital wealth management Banyaknya kasus penjaminan ganda, menjadi pelajaran bagi industri
multifinance untuk berbenah diri. karena itu, di awal tahun 2019 ini APPI menginisiasi sistem
asset registry. Ini merupakan sistem pelaporan portofolio pembiayaan atau
account receivable yang digunakan sebagai jaminan untuk perbankan. Dengan sistem
asset registry ini bisa melacak penjaminan agunan
multifinance ke perbankan.
Baca Juga: Ini alasan kredit OCBC NISP hanya tumbuh 2% hingga semester I 2019 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi