KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (
ADMR) menjadi saham baru di kelompok
blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai November 2024. Apakah saham pertambangan mineral ini layak dibeli? Saham blue chip adalah saham lapis satu yang memiliki fundamental kuat dan telah berpengalaman di pasar modal. Saham blue chip juga memiliki nilai kapitalisasi pasar besar mencapai puluhan triliun rupiah dan tidak mudah dipermainkan spekulan. Di BEI, saham blue chip biasanya menjadi anggota indeks mayor seperti LQ45. Mulai November 2024 ini, BEI menetapkan saham ADMR sebagai anggota baru Indeks LQ45. Kebijakan ini berlaku hingga akhir Januari 2025.
Menjadi salah satu saham blue chip, analis melihat saham ADMR memiliki prospek bagus untuk investasi. Pada perdagangan Rabu 30 Oktober 2024, harga saham ADMR melemah 3,09% ke posisi Rp 1.410 per saham.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo menilai pada posisi saat ini pelaku pasar bisa mempertimbangkan strategi buy on weakness ADMR dengan support di Rp 1.260 dan resistance pada Rp 1.550. Equity Research Analyst Panin Sekuritas, Rizal Nur Rafly menyematkan rekomendasi buy saham ADMR dengan target harga Rp 1.800. Analis Stocknow.id Abdul Haq Al Faruqy menyarankan
buy saham ADMR pada area Rp 1.415 - Rp 1.430 untuk target harga Rp 1.540 - Rp 1.660. Sedangkan Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia, Axell Ebenhaezer memberikan
rating overweight pada ADMR, yang berpotensi bergerak naik ke area Rp 1.545 - Rp 1.585 dalam satu hingga dua bulan ke depan. Rekomendasi beli saham ADMR ini lantaran kinerja yang bagus. Pendapatan dan laba bersih
ADMR kompak menanjak hingga kuartal III-2024.
Baca Juga: Cara Buat & Bayar Paspor 2024 Online Di ATM BCA, Persiapan Sebelum Libur Akhir Tahun ADMR meraup pendapatan usaha senilai US$ 841 juta per September 2024. Jumlah itu tumbuh 16,70% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai US$ 720,62 juta. ADMR meraih laba bersih US$ 332,99 juta dalam periode sembilan bulan pertama tahun 2024. Sebagai gambaran, jika dikonversi memakai kurs Rp 15.700 per dolar Amerika Serikat, keuntungan ADMR setara dengan Rp 5,22 triliun. Laba bersih ADMR melonjak 32,93% dibandingkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk September 2023, yang kala itu sebesar US$ 250,50 juta. Selain lonjakan kinerja, ADMR baru saja masuk menjadi konstituen indeks prestisius LQ45 untuk periode 1 November 2024 - 31 Januari 2025. Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia, Axell Ebenhaezer menilai kinerja ADMR hingga kuartal III-2024 sesuai dengan ekspektasi. Axell menyoroti pasar dan harga batubara metalurgi (coking coal) yang cenderung berada di posisi yang stabil, meski ada kenaikan pasokan dibandingkan kuartal II-2024. "Pergerakan acuan harga jual pun tidak begitu volatile. Outlook ke depan, kami memproyeksikan jika pasar batubara metalurgi akan tetap stabil, kemungkinan ada juga kenaikan harga sedikit pada kuartal IV-2024," kata Axell kepada Kontan.co.id, Rabu (30/10). Equity Research Analyst Panin Sekuritas, Rizal Nur Rafly mengamini kinerja ADMR sesuai ekspektasi. Tapi, Rizal mengingatkan outlook jangka pendek dari anak usaha PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) ini berpotensi terpengaruh oleh fluktuasi harga
coking coal. "Namun diversifikasi melalui hilirisasi dan rencana ekspansi ke smelter aluminium akan mendukung kinerja jangka panjang ADMR dan ADRO di sektor mineral," ungkap Rizal.
Tonton: Mobil Dinas Menteri Menyedot Anggaran Negara Analis Stocknow.id Abdul Haq Al Faruqy sepakat, prospek jangka panjang ADMR akan terdongkrak oleh strategi diversifikasi ADRO pada komoditas coking coal dan sektor mineral. Selain itu, permintaan coking coal dari negara-negara tujuan ekspor seperti China, India, Jepang dan Korea Selatan berpotensi mengerek naik volume produksi dan penjualan ADMR. Di sisi lain, Abdul Haq menyoroti masuknya ADMR ke indeks LQ45 dapat menarik
capital inflow dari investor asing maupun
fund manager. "Dengan fundamental yang baik, ADMR berpotensi menjadi target para
fund dengan potensi
inflow yag cukup besar," ungkap Abdul Haq. Rizal menambahkan, masuknya ADMR ke dalam indeks LQ45 yang akan mulai efektif per 1 November 2024 berpotensi meningkatkan likuiditas saham dan menarik minat investor institusional. Hanya saja, para investor tampak masih memperhatikan kondisi pasar saham yang sedang tertekan.
Baca Juga: Cara & Syarat Membuat e-KTP Tanpa Surat Pengantar RT RW Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto