Jadi pemanis, waran masih sepi peminat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan ramai-ramai menerbitkan pemanis berupa waran guna menarik minat investor. Ini tak mengherankan, lantaran waran masih memiliki penggemar sendiri. Namun saat ini, minat investor di waran masih terbatas sehingga banyak investor yang enggan menggunakan haknya.

Salah satu, waran yang ternyata kurang laku adalah milik PT Capital Financial Indonesia Tbk (CASA). Saat melakukan penawaran saham perdana atawa initial public offering (IPO) di 2016, CASA juga menerbitkan waran sebanyak 2 miliar saham.

Jumat (20/7), ada waran CASA yang dikonversi menjadi delapan saham. Tapi, dalam dua tahun ini, waran CASA yang belum dikonversi tercatat masih banyak karena mencapai 1,98 miliar unit.


Serupa, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) juga enerbitkan 70 juta waran saat menghelat IPO tahun lalu. Pekan lalu, terdapat transaksi waran yang dikonversi menjadi 10 saham. Hingga saat ini, waran HOKI yang tersisa sebanyak 53,29 juta waran.

Sementara itu, konversi waran PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) terlihat lebih besar. Belum genap sebulan dari masa konversi dimulai, sudah ada waran yang dikonversi menjadi 204.165 saham. Sehingga, waran yang penerbitannya berbarengan dengan rights issue MEDC itu masih tersisa 4,39 miliar waran.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, sifat waran itu memang hanya sebatas hak. Banyaknya konversi atau tidak tergantung minat masing-masing investor. Namun, tak sedikit investor yang merasa lebih baik langsung memiliki saham. "Karena jika memiliki saham bisa langsung eksekusi jual beli," ujar Reza, Jumat (20/7).

Terlebih jumlah waran sejatinya lebih terbatas ketimbang saham. Sebenarnya, kondisi itu bisa menjadi nilai plus. Sebab, harganya lebih mudah bergoyang ketika ada permintaan, terlebih jika permintaannya tinggi.

Namun, kondisi itu tidak sepenuhnya terjadi di waran. Sebab, jumlah terbatas, juga disertai terbatasnya permintaan. "Peminat waran terbatas, itu juga berpengaruh ke faktor likuiditas," tambah analis saham, Sem Susilo.

Sumber cuan

Meski demikian, bukan berarti waran harus dihindari. Sebab, waran masih bisa menjadi sumber cuan. Cuma memang, ada sejumlah faktor yang perlu menjadi pertimbangan sebelum masuk ke waran.

Sem bilang, kondisi harga waran menjadi salah satu dari bahan pertimbangan. Makin tinggi harga saham, hal itu akan membuat harga waran meninggi. Tentu saja, hal ini menarik, tapi makin tinggi pula risikonya.

Faktor kondisi pasar dan prospek fundamental emiten juga wajib menjadi pertimbangan. Jangan lupakan juga masa kadaluarsa waran. Karena jika telat mengkonversi, waran bakal hangus.

Sem belum menyarankan investor anyar untuk masuk ke waran. "Yang jam terbangnya tinggi boleh, itu pun dengan pertimbangan matang," tambahnya.

Sem menyatakan, sebelumnya sempat beberapa kali mencicipi waran. Tapi, tidak untuk sekarang. "Belum ada yang cocok," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati