Jadi pemberat IHSG di kuartal pertama, saham-saham ini masih layak dilirik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir Maret 2020 di tutup di level 4.538,93 atau mencerminkan penurunan 27,95% sepanjang kuartal I-2020. Berdasarkan data BEI 10 saham pemberat terbesar IHSG merupakan saham-saham dengan nilai kapitalisasi besar.

Tiga pemberat utamanya adalah saham perbankan yaitu BBRI, BBCA dan BMRI. Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menjelaskan, selain karena bobotnya yang besar, saham blue chips perbankan ini mayoritas dimiliki oleh investor asing sehingga ketika asing keluar maka pelemahan tidak terhindarkan.

Pada kuartal pertama, investor asing mencatatkan jual bersih Rp 10,31 triliun. “Pelemahan di sektor perbankan salah satu gambaran atau indikator bahwa sektor lainnya ikut melemah,” imbuh Sukarno, Rabu (1/4).


Baca Juga: Tak Ada Lawan, Cuan Investasi Emas Antam Terbukti Paling Menggiurkan

Meski begitu, Sukarno menilai fundamental tiga saham perbankan tersebut masih cukup bagus dan secara valuasi sudah tergolong murah. Dus, saham-saham tersebut sudah bisa mulai dicicil meski tak menutup kemungkinan masih akan melanjutkan tren penurunan seiring kasus Covid-19 yang belum selesai.

Selain menyoroti soal saham perbankan, Sukarno juga sebenarnya melihat TLKM dan UNVR masih cukup bagus meski jadi pemberat IHSG. Menurut dia, Telekomunikasi Indonesia (TLKM) bisa mencatatkan peningkatan kinerja dengan berlakunya work form home karena penggunaan internet meningkat signifikan.

Sementara Unilever Indonesia (UNVR) dinilai bisa menjadi pilihan karena produknya bergerak di sektor barang konsumer. “Sedangkan HMSP dengan kondisi masalah kesehatan dan ekonomi yang melemah, saham ini bisa dihindari dulu,” imbuh dia.

Baca Juga: KONTAN CEO Confidence Index: Pengusaha Pesimistis di Tengah Pandemi Virus Corona

Lebih lanjut, Sukarno menjelaskan saham-saham dengan kapitalisasi pasar kecil bisa menjadi top leader di kuartal pertama karena memang kepemilikan asing di dalamnya terbilang mini. “Jadi masih dikuasai market maker lokal. Jadi penurunan tidak terlalu signifikan dan ketika naik malahan bisa sangat signifikan,” jelasnya.

Baca Juga: IHSG turun 27,95% di kuartal pertama, net sell asing capai Rp 10,31 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati