Jadi Pendorong Utama Ekonomi, Pemerintah Fokus Jaga Kelas Menengah



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sesuai dengan proyeksi dari berbagai lembaga internasional, proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun depan diperkirakan sedikit membaik pada kisaran 2,7% hingga 3,3% dan diikuti dengan tingkat inflasi yang stabil dan terkendali. 

Meskipun risiko global yang memicu ketidakpastian masih tinggi, Indonesia tetap optimis dengan dukungan kuat realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2024 sebesar 5,05% year on year (YoY) dan tingkat inflasi pada Juli 2024 dalam rentang sasaran 2,13% yoy.

Optimalisasi pemanfaatan potensi pasar dan investasi dari berbagai forum kerja sama internasional juga menjadi salah satu strategi dalam menavigasi dinamika global.


Di sisi lain, kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia juga cukup baik yang tercermin dari sejumlah indikator sosial yang terus membaik.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kelas menengah Indonesia menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Sebab, konsumsi kelompok ini tumbuh sekitar 12% setiap tahun sejak 2022, dan mewakili hampir setengah dari total konsumsi rumah tangga nasional.

"Saat ini, kelas menengah jika digabung dengan aspiring middle class mewakili 64% dari populasi Indonesia dengan jumlah sekitar 167,7 juta orang," ujar Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (27/8).

Baca Juga: Banggar DPR Minta Pemerintah Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5,4%

Airlangga menyebut, karakteristik utama kelas menengah di Indonesia mencakup pola konsumsi beragam dengan pengeluaran terbesar dialokasikan untuk makanan, diikuti oleh perumahan, kendaraan, kesehatan, pendidikan, hingga hiburan. 

Berdasarkan karakteristik pekerjaan, sebagian besar pekerja dari kelas menengah memiliki pekerjaan formal, dan lainnya menjalankan bisnis produktif atau menjadi wirausaha.

Kelas menengah juga mempunyai peran krusial untuk mendorong pembangunan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045, dan juga menjaga demokrasi terkait stabilitas sosial.

Di antaranya untuk menumbuhkan kewirausahaan dan menciptakan lapangan kerja, mendongkrak human capital dan tingkat tabungan, mendorong investasi terutama pada kualitas produksi yang lebih baik. Lalu, mendorong perubahan sosial dan kebijakan terkait semisal anti korupsi, demokrasi, pelayanan publik, serta pengentasan kemiskinan.

"Menjaga ketahanan kelas menengah menjadi tantangan yang tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga pertumbuhan kelas menengah sangat penting untuk dilakukan," kata Airlangga.

Sebagai bentuk dukungan bagi kelas menengah, pemerintah telah meluncurkan berbagai kebijakan. Di antaranya berupa program perlindungan sosial, insentif pajak, kartu prakerja, jaminan kehilangan pekerjaan (JKP), kredit usaha rakyat (KUR), serta subsidi dan kompensasi energi.

Baca Juga: Pemerintah Perpanjang Insentif PPN DTP 100% Sektor Perumahan hingga Desember 2024

Langkah strategis yang diambil ini selain untuk menjaga daya beli kelas menengah, juga untuk mencegah penurunan kelas menengah ke kelompok rentan serta memastikan pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Di sisi lain, pemerintah juga memutuskan memberikan kembali insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN) DTP sebesar 100% sektor properti untuk September 2024 sampai Desember 2024. Insentif tetap diberikan paling banyak atas bagian DPP sampai dengan Rp 2 miliar dari harga jual rumah paling tinggi Rp 5 miliar. 

Selain itu, dukungan pemerintah pada sektor perumahan juga tetap diberikan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui penambahan kuota fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) tahun 2024 dari 166.000 unit menjadi 200.000 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat