KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan 7,38% year on year (yoy) menjadi Rp 163,32 triliun hingga September 2021. Direktur Utama BSI, Hery Gunardi menjelasakan pertumbuhan pembiayaan itu disokong oleh pembiayaan konsumer yang mencapai Rp 77,89 triliun. Jumlah itu naik sekitar 21,43 % yoy dari sebesar Rp 64,14 triliun. Disusul gadai emas yang tumbuh 15,58% yoy dengan penyaluran mencapai Rp4,42 triliun dari sebelumnya Rp3,82 triliun. Realisasi pembiayaan komersial BSI sepanjang Januari-September 2021 mencapai Rp10,58 triliun, tumbuh sekitar 7,29% yoy.
Ia melanjutkan, BSI juga mencatatkan pertumbuhan pembiayaan kepada UMKM sehingga komposisinya hingga September 2021 mencapai 22,93%. Dengan sinergi yang baik dari berbagai segmen tersebut BSI mampu meningkatkan aset menjadi Rp251,05 triliun atau naik sekitar 10,15% yoy dari Rp 227,92 triliun.
Baca Juga: Sejumlah bank besar rajin memupuk modal Akselerasi digital menjadi salah satu fokus BSI dalam menggenjot bisnis. Transaksi kumulatif BSI Mobile yang mencapai 74,24 juta transaksi atau tumbuh 133% yoy. Hal lain juga ditunjukkan dengan kenaikan transaksi melalui e-channel pada September 2021 yang mencapai 162,40 juta transaksi atau 95% transaksi di BSI sudah menggunakan e-Channel. Pada kuartal III 2021, BSI mampu memberikan kinerja mengesankan dengan membukukan laba bersih sebesar Rp2,26 triliun, naik 37,01 % secara year on year (yoy). Perolehan laba bersih yang gemilang ditopang pula kinerja berbagai sektor. Di antaranya perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp219,19 triliun. BSI telah meluncurkan inovasi digital untuk menghadirkan kemudahan layanan keuangan bagi nasabah dan masyarakat, termasuk membuka rekening secara online (digital onboarding) melalui fitur ‘Know Your Customer-Biometric’ di aplikasi BSI Mobile. Dengan fitur ini, calon nasabah BSI dapat membuka rekening tabungan dengan durasi kurang dari 5 menit, tentunya lebih cepat, mudah dan seamless. Gubernur Bank Indonesia Perry Wardjiyo menyampaikan pemulihan ekonomi global pada tahun 2022 akan menuju lebih seimbang seiring meredanya Covid-19. Dua puluh satu bulan melawan Covid-19, Indonesia bertahan dan kini bangkit. Dengan sinergi dan inovasi, stabilitas terjaga, kemudian perbaikan ekonomi berlangsung. Pemulihan ekonomi tersebut ditandai dengan pembukaan sektor ekonomi dan stimulus kebijakan di negara maju dan negara berkembang, volume perdagangan meningkat, dan harga komoditas tinggi.
Baca Juga: BSI siap optimalkan potensi ekonomi syariah di Indonesia Perry optimis, pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan lebih tinggi mencapai 4,7%-5,5% pada 2022. Selain ekspor, konsumsi dan investasi akan meningkat didukung oleh vaksinasi, pembukaan sektor ekonomi, dan stimulus kebijakan. BSI juga meraih penghargaan sebagai Bank Syariah Pendukung Pengendalian Moneter Terbaik di ajang Bank Indonesia Award 2021. Penghargaan ini merupakan wujud apresiasi terhadap kinerja BSI yang tumbuh positif dan mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19. Herry menyampaikan penghargaan dari Bank Indonesia ini diharapkan bisa memacu BSI untuk senantiasa mendukung tugas-tugas bank sentral. Dan, tentunya dalam memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah dan masyarakat sesuai prinsip syariah melalui produk, layanan, dan inovasi digital ke depannya. Apalagi BSI memiliki visi untuk menjadi salah satu dari 10 bank Syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi