Jadi Perusahaan Zero Carbon, Gunung Raja Paksi (GGRP) Luncurkan Net Zero Roadmap



KONTAN.CO.ID - BEKASI. PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) meleluncurkan net zero roadmap pada Rabu (15/2), yang berisi uraian rencana aksi guna mencapai netralitas karbon pada tahun 2050.

Presiden Direktur GGRP Abednedju Giovano Warani Sangkaeng mengatakan, peluncuran roadmap ini sejalan dengan Indonesia’s Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) untuk mengurangi emisi karbon dengan target unconditional hingga sekitar 31.9% serta target mencapai emisi nol karbon pada tahun 2060 atau lebih cepat

Pria yang akrab disapa Argo ini mengatakan, ini merupakan tahap kedua GGRP dalam rangka dekarbonisasi. Langkah pertama dilakukan pada Oktober 2022, dimana GGRP telah meluncurkan panduan strategi environmental, social, and corporate governance (ESG).  


“Sambil berjalan kami juga sudah mengidentifikasi beberapa matrik yang akan kami ukur sehingga kami bisa mencapai target yang kami pasang pada 2060,” ujar Argo usai peresmian peluncuran net zero roadmap di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Rabu (15/2).

Baca Juga: Indosat (ISAT) Jual 1.630 Menara ke Mitratel (MTEL) dan dhost

Dia melanjutkan, GGRP telah mengambil langkah-langkah untuk memperkuat strategi ESG, serta akan mengurangi sumber utama emisi dari penggunaan jaringan listrik dan pembakaran bahan bakar (gas alam dan batubara), melalui penggunaan energi bersih sebagai alternatif.

Emiten produsen baja ini telah menetapkan rencana untuk melibatkan para stakeholder di seluruh rantai pasokan dalam meminimalisir dampak lingkungan dan sosial dari baja.

GGRP telah membangun strategi ESG yang bertitik berat pada lima pilar utama, yakni pengadaan yang bertanggung jawab, kepatuhan lingkungan dan sosial, transisi energi dan solusi rendah karbon,  berkontribusi pada pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab, serta pengembangan Sumber Daya Manusia

Hingga kini, Argo menyebut produksi baja menyumbang hampir 8% dari emisi karbon global. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya permintaan global akan konsumsi baja.

Adapun green house gases (GHG) Inventory GGRP di tahun 2021 sebesar 0,86 ton CO2 per jumlah produksi baja mentah dalam ton. Sebagai pabrik yang beroperasi dengan EAF (Electric Arc Furnance), GGRP memiliki keuntungan dalam melakukan dekarbonisasi dari pabriknya dibandingkan dengan produsen baja global yang menggunakan pabrik yang beroperasi dengan blast furnace. Data ini akan menjadi dasar untuk perjalanan dekarbonisasi perusahaan.

Baca Juga: Mitra Pinasthika (MPMX) Anggarkan Belanja Modal Rp 100 Miliar pada Tahun Ini

Dari sisi kinerja, ARGO meyakini kinerja GGRP tahun ini akan semakin baik. Namun, Argo masih enggan menyebut spesifik angka pertumbuhan penjualan tahun ini.

Sejumlah sentimen diyakini bakal memuluskan kinerja adalah dimulainya pembangunan ibu kota negara (IKN) di Kalimantan Timur. Di sisi lain, pembangunan infrastruktur juga mulai bergulir. 

“Karena baja adalah ibu dari semua industri, khususnya infrastruktur,” katanya dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi