KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyaknya sentimen yang beredar di pasar keuangan global, membuat sebagian besar pelaku pasar cenderung merekomendasikan safe haven sebagai pilihan aset investasi saat ini. Beberapa aset tersebut seperti emas, mata uang seperti yuan dan dolar Amerika Serikat (AS), serta obligasi milik pemerintah. Direktur Utama Avrist Asset Management Hanif Mantiq memilih emas sebagai pilihan safe haven saat ini. Alasannya, karena prospek harga emas yang masih akan bertumbuh hingga akhir tahun. "Kami tetap pilih emas. Emas masih jadi pilihan kalau dolar AS melemah," ungkap Hanif kepada Kontan, Jumat (9/8). Baca Juga: Survei BI: inflasi bulan Agustus ini diperkirakan 3,44% yoy
Jadi pilihan utama safe haven, harga emas bisa menyentuh US$ 1.600 per ons troi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyaknya sentimen yang beredar di pasar keuangan global, membuat sebagian besar pelaku pasar cenderung merekomendasikan safe haven sebagai pilihan aset investasi saat ini. Beberapa aset tersebut seperti emas, mata uang seperti yuan dan dolar Amerika Serikat (AS), serta obligasi milik pemerintah. Direktur Utama Avrist Asset Management Hanif Mantiq memilih emas sebagai pilihan safe haven saat ini. Alasannya, karena prospek harga emas yang masih akan bertumbuh hingga akhir tahun. "Kami tetap pilih emas. Emas masih jadi pilihan kalau dolar AS melemah," ungkap Hanif kepada Kontan, Jumat (9/8). Baca Juga: Survei BI: inflasi bulan Agustus ini diperkirakan 3,44% yoy