Jadi produsen terbesar dunia di 2019, ini neraca cadangan nikel Indonesia saat ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia menjadi produsen bijih nikel terbesar di dunia sepanjang tahun lalu. Merujuk pada data yang disampaikan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM, pada tahun 2019 lalu, total produksi nikel dunia mencapai 2.668.000 ton Ni. Dari jumlah itu, sebanyak 800.000 ton Ni berasal dari Indonesia.

Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono menyampaikan, produksi bijih nikel Indonesia sebanyak 800.000 ton Ni pada tahun lalu menjadi yang terbesar di dunia. Disusul oleh Filipina dengan 420.000 ton Ni dan Rusia sebanyak 270.000 ton Ni. New Caledonia sebesar 220.000 ton Ni dan negara lainnya dengan total 958.000 ton Ni.

"Indonesia secara global menduduki sebagai produsen nikel terbesar pada tahun 2019, dari sekitar produksi nikel 2,6 juta ton, Indonesia menghasilkan sekitar 800 ribu ton nikel," ungkap Eko dalam webinar yang digelar Selasa (13/10).


Baca Juga: Gandeng perusahaan China dan Korea, konsorsium MIND ID akan bangun dua pabrik baterai

Berdasarkan data dari Badan Geologi, sumber daya dan cadangan nikel yang dimiliki Indonesia masih cukup tinggi. Eko memaparkan, hingga Juli 2020, total neraca sumber daya bijih nikel Indonesia mencapai 11,88 miliar ton. Sedangkan total sumber daya logam nikel sebesar 174 juta ton.

Adapun, neraca cadangan bijih nikel hingga Juli 2020 tercatat sebesar 4,34 miliar ton. Sementara total cadangan logam nikel sebesar 68 juta ton. Data tersebut dikumpulkan dari 328 lokasi di Indonesia.

Menurut Eko, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara menjadi tiga provinsi dengan sumber daya dan cadangan nikel terbesar. "Tetap di Sulawesi ini menempati posisi tertinggi, di samping Maluku Utara. 

jadi dengan berbagai klasifikasi sumber daya, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan maluku utara memegang peran yang paling penting untuk eksplorasi nikel ke depannya," ujar Eko.

Baca Juga: Kapuas Prima Coal (ZINC) dapat outlook stabil dari Pefindo, ini faktor pendorongnya

Lebih lanjut, Eko menyampaikan bahwa pada tahun lalu, produksi nikel matte Indonesia sebesar 72.000 ton. Produksi FeroNikel 1,1 juta ton dan Nikel Pig Iron (NPI) sebanyak 781.000 ton.

Badan Geologi menegaskan eksplorasi serta penyiapan dan penawaran Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUPK) diperlukan untuk menjaga pasokan cadangan bijih nikel dalam beberapa tahun ke depan. Selain itu, untuk mencegah inefisiensi pemanfaatan bijih nikel, diperlukan sinergi antara Kementerian ESDM melalui Ditjen Minerba dan Badan Geologi, bersama Kementerian Perindustrian.

Selanjutnya: Aneka Tambang (ANTM) optimistis bisa perbaiki kinerja keuangan di sisa tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi