Jadikan Baterai Listrik Lebih Terjangkau, Vale Indonesia dan Huayou Gandeng Ford



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan Zhejiang Huayou Cobalt Co.  mengumumkan kesepakatan dengan produsen mobil global Ford Motor Co. Ketiganya bekerjasama memajukan produksi nikel yang lebih berkelanjutan di Indonesia dan membantu menjadikan baterai kendaraan listrik (EV) lebih terjangkau.

Ketiga perusahaan tersebut melakukan penyertaan modal di Proyek High-Pressure Acid Leach (HPAL) Blok Pomalaa. Proyek HPAL Blok Pomalaa akan mengolah bijih yang dipasok oleh PT Vale Indonesia dari tambang Blok Pomalaa untuk menghasilkan nikel dalam bentuk mixed hydroxide precipitate (MHP) Ini adalah produk nikel berbiaya rendah yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik dengan katoda kaya nikel.

Pabrik HPAL ini akan beroperasi di bawah naungan PT Kolaka Nickel Indonesia di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Tunduk pada persetujuan regulator, proyek ini dapat menghasilkan hingga 120 kiloton MHP per tahun.


Baca Juga: 75% Kendaraan Listrik Indonesia Pakai Baterai Non-Nikel, Bagaimana Nasib Hilirisasi?

Persiapan lokasi awal Proyek HPAL Blok Pomalaa telah dimulai. Dan konstruksi penuh diharapkan dapat dimulai tahun ini, dengan operasi komersial dimulai pada tahun  2026. Kolaborasi ini akan menyediakan bahan-bahan penting untuk peralihan industri otomotif ke EV.

Selain itu, meningkatkan industri manufaktur EV Indonesia, dan mendukung rencana Ford untuk menghasilkan laju produksi 2 juta EV pada akhir 2026 dan skala lebih lanjut secara bertahap.

“Kerangka kerja ini memberikan kendali langsung kepada Ford untuk mendapatkan nikel yang dibutuhkan. Memungkinkan kami memastikan nikel telah ditambang sejalan dengan target keberlanjutan perusahaan kami, menetapkan standar ESG yang tepat saat kami mengukur,” kata Lisa Drake, Vice President industrialisasi Ford Model e EV, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (5/4). 

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Siapkan Capex US$ 110 juta pada 2023, Terserap US$ 30 Juta

“Perjanjian ini menunjukkan bahwa bukan hanya mengenai apa yang kami tambang – tetapi bagaimana kami melakukannya. Kami menanamkan standar lingkungan, sosial, dan tata kelola kami ke dalam semua yang kami lakukan. Kerja sama global ini sejalan dengan visi Indonesia untuk membangun ekosistem EV domestik dan menjadikan PT Vale sebagai kontributor penting dalam mengatasi tantangan dekarbonisasi dunia," terang Febriany Eddy, CEO PT Vale Indonesia.

Kesepakatan ini  kelanjutan groundreaking Blok Pomalaa PT Vale Indonesia pada November lalu. Blok ini merupakan Proyek Strategis Nasional dengan investasi hingga Rp 67,5 triliun dan diperkirakan akan mempekerjakan sekitar 12.000 pekerjaan konstruksi.

"Kemitraan ini mengukuhkan PT Vale Indonesia sebagai pemasok utama dan pemimpin dalam nikel berkelanjutan dan rendah karbon,” kata Deshnee Naidoo, Presiden Komisaris PT Vale dan Wakil Presiden Eksekutif Vale Energy Transition Metals.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ahmad Febrian