Jaga efisiensi, BTN genjot rasio dana murah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) menjadi 4,75%, perbankan mulai berbenah agar pengelolaan dana dapat lebih efisien di kondisi tersebut. Salah satunya dengan meningkatkan rasio dana murah atau current account and savings account (CASA). Dengan naiknya rasio ini diharapkan biaya dana atau cost of fund dapat tertekan.

Langkah ini juga sedang diterapkan oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). BTN berupaya meningkatkan dana murah hingga ke level 50%.

Budi Satria, Direktur BTN menjelaskan saat ini porsi dana murah BTN baru sekitar 48%. Pihaknya akan terus mendorong hingga ada di level 50%. “Kita akan lakukan efisiensi di sini. Ada juga efisiensi dari biaya yang akan timbul dari pengelolaan dana,” ujar Budi kepada Kontan.co.id, Jumat (8/6).


Hingga April 2018, BTN telah menghimpun dana pihak ketiga sebesar Rp 177,17 triliun atau tumbuh 21,77% yoy. Untuk perolehan dana murah sendiri sebesar Rp 89,19 triliun atau tumbuh 29,50% yoy.

Menurutnya, BTN akan fokus untuk menghimpun dana giro dan tabungan di segmen ritel. Harapannya dengan meningkatnya dana murah ini, biaya dana dapat terus tertekan. Saat ini biaya dana BTN ada di kisaran 5%. “Kita ingin ada di bawah 5% (cost of fund),” ujar Budi.

Adapun, sebelumnya BTN juga memastikan untuk tidak merevisi rencana bisnis bank (RBB) di pertengahan tahun ini. Pada 2018, bank berkode emiten BBTN menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 19%-24%.

Untuk pertumbuhan dana simpanan nasabah atau dana pihak ketiga (DPK) juga diharapkan 21% dan laba bersih di akhir 2018 diharapkan tumbuh 25%.

Maryono, Direktur Utama BTN juga menjelaskan, untuk menjaga laba pihaknya akan mencoba menjaring pendapatan komisi atau fee based income (FBI) lebih tinggi lagi. Catatan saja, hingga Maret 2018 BTN telah menghimpun FBI hingga Rp 319 miliar. Targetnya FBI di tahun 2018 dapat menyentuh Rp 2,07 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat