Jaga jarak di transportasi publik sulit diterapkan, ini saran ahli kesehatan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ahli kesehatan mengaku kalau konsep menjaga jarak di transportasi umum bukanlah hal yang mudah untuk dipraktekan. Apalagi, dengan transportasi umum yang dari sisi pengelolanya tidak mengatur demikian. 

Wakil Direktur Pendidikan dan Diklit Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) Tonang Dwi Ardyanto mengatakan, dalam situasi terpaksa dalam transportasi umum, masyarakat harus sigap untuk mengambil langkah. 

“Dalam situasi terpaksa di mana kenyataannya tidak mungkin menjaga jarak, maka kita yang menjaga ketat diri kita,” kata Tonang kepada Kontan.co.id, Selasa (20/10). 


Baca Juga: Perkuat ketahanan pangan saat pandemi, Kementan dorong pengembangan sagu

Upaya menjaga diri sendiri adalah dengan mengenakan masker minimal masker medis, mengenakan kacamata besar untuk menutupi area mata, mengenakan sarung tangan, juga sering mencuci tangan dengan cairan pembersih atau hand sanitizer.

“Hindari memegang atau menyentuh benda-benda bukan milik kita. Semaksimal mungkin,” tegasnya. 

Tonang juga mengungkapkan, akan lebih mudah kalau berada dalam transportasi publik yang pengelolanya mengatur jarak para penumpang. Dalam hal ini, masyarakat bisa mematuhi protokol yang telah dicanangkan.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Selasa (20/10): Tambah 3.602 kasus, jangan lupa pakai masker

Salah satunya, adalah dengan menjaga jarak dalam kursi duduk. Diusahakan, untuk memberi selang satu kursi baik di sisi kanan maupun kiri kursi yang sedang diduduki oleh penumpang. 

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Pengamat: Aturan vaksin Covid-19 berbayar harus jelas, agar tak timbul kesalahpahaman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi