KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (
WSKT) akan melepas kepemilikan saham (divestasi) beberapa ruas tol. Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk I Gusti Ngurah Putra mengatakan, divestasi ruas tol ini dilakukan untuk menjaga arus kas perusahaan agar tetap stabil. Putra mengatakan setidaknya ada beberapa ruas tol yang akan segera dilepas oleh
WSKT. “Yang baru saja
deal kemarin adalah untuk ruas Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono,” beber Putra dalam lawatannya ke Kompas100 CEO-Talks, Selasa (7/9).
Sayang Putra belum mau mengungkap siapa calon pembeli ruas tol tersebut dan berapa potensi nilainya. Ia hanya mengungkap ada beberapa pihak yang sudah menyatakan ketertarikannya terhadap aset investasi WSKT itu. “Itu kita sistemnya jual-putus,” kata Putra. Selain kedua ruas itu, Putra membeberkan setidaknya ada tiga ruas tol lagi yang akan dilepas WSKT. Ketiga ruas tersebut antara lain ruas tol Kanci-Pejagan, tol Pejagan-Pemalang, dan tol Pasuruan-Probolinggo. Dengan begitu, di sisa tahun ini WSKT, anggota indeks
Kompas100 ini, akan melepas lima ruas tol miliknya. Divestasi itu tak lepas dari strategi WSKT untuk menjaga kondisi keuangan perusahaan. Putra mengakui salah satu tantangan perusahaan konstruksi adalah mencari cara bagaimana agar arus kas perusahaan tetap dalam kondisi baik. Hal tersebut lantaran selama ini, proyek-proyek WSKT lebih didominasi oleh proyek
turnkey alias bayar setelah jadi. Dalam dua bulan hingga tiga bulan ke depan, Putra mengatakan setidaknya ada pihaknya akan menerima Rp 18 triliun-Rp 20 triliun dari proyek yang sudah diselesaikan. “Rp 13 triliun dari Hutama Karya, sekitar Rp 3 triliun dan 4 triliun dari LRT. Dan sisanya dari proyek-proyek lain seperti dari Jasa Marga. Sedangkan di satu sisi kami masih punya utang bank sekitar Rp 70 triliun,” ungkap Putra. Namun WSKT juga tak bisa selamanya langsung mendapat uang segar dari transaksi
turnkey itu. “Sistemnya pakai sertifikat sebelum menjadi kuitansi. Sedangkan prosesnya butuh waktu hingga 60 hari,” ungkap Putra.
Mengandalkan proyek-proyek seperti jalan tol yang sudah jadi pun tak bisa terlalu diharapkan. Putra mengatakan, setidaknya butuh dua tahun hingga tiga tahun bagi perusahaannya bisa menutup seluruh biaya pembangunan tol. “Belum dengan bunga pinjamannya,” kata Putra. Hal itu juga belum menimbang beban WSKT untuk menalangi dana pembebasan lahan beberapa proyek yang dikerjakan. Putra mengatakan setidaknya pihaknya masih memiliki piutang dari pemerintah sebesar Rp 17 triliun khusus untuk pembebasan lahan. Untuk itu, strategi WSKT tidak hanya sebagai kontraktor. “Sebagaimana instruksi pemerintah kami juga perlu investasi ke beberapa proyek milik kami. Setelah kira-kira hasilnya baik, bisa kami divestasi untuk jaga keuangan,” papar Putra. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi