KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 tidak hanya menekan permintaan kredit, juga menurunkan kualitas kredit. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memiliki strategi pencadangan guna membendung pemburukan kualitas kredit. “Manajemen BNI saat ini memiliki strategi untuk membentuk pencadangan yang cukup, serta tidak mau menunda kredit berisiko. Pada saat menyusun rencana, kami siapkan anggaran yang cukup untuk tahun ini. Termasuk mengcover buffer dampak gelombang Covid-19,” ujar Direktur Keuangan BNI Novita widya Anggraini dalam Public Expose, Senin (6/9). Oleh sebab itu, bank bersandi saham BBNI ini memproyeksi akan mencatat biaya kredit atau cost of credit (coc) di level 3,3% hingga 3,6% di penghujung 2021. COC telah mencakup rasio pencadangan terhadap penyaluran kredit.
Jaga kualitas kredit, BNI tetap lakukan pencadangan hingga akhir tahun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 tidak hanya menekan permintaan kredit, juga menurunkan kualitas kredit. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memiliki strategi pencadangan guna membendung pemburukan kualitas kredit. “Manajemen BNI saat ini memiliki strategi untuk membentuk pencadangan yang cukup, serta tidak mau menunda kredit berisiko. Pada saat menyusun rencana, kami siapkan anggaran yang cukup untuk tahun ini. Termasuk mengcover buffer dampak gelombang Covid-19,” ujar Direktur Keuangan BNI Novita widya Anggraini dalam Public Expose, Senin (6/9). Oleh sebab itu, bank bersandi saham BBNI ini memproyeksi akan mencatat biaya kredit atau cost of credit (coc) di level 3,3% hingga 3,6% di penghujung 2021. COC telah mencakup rasio pencadangan terhadap penyaluran kredit.