Jaga momentum ekonomi di tengah ancaman gelombang ketiga Covid-19, ini saran ekonom



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masyarakat harus kembali waspada terhadap ancaman gelombang ketiga Covid-19. Meskipun jumlah kasus di Indonesia terus menurun, akan tetapi virus corona terus bermutasi. Yang teranyar, muncul varian AY.4.2, versi lain dari virus corona Covid-19.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listianto mengatakan, pemerintah perlu memastikan vaksinasi terus berjalan hingga ke pelosok-pelosok daerah, serta penerapan protokol kesehatan yang ketat meskipun kasus Covid-19 sudah turun.

Selain itu, pemerintah juga perlu mewaspadai terjadinya kerumunan di masyarakat yang bisa saja terjadi di libur panjang akir tahun. Sehingga dikhawatirkan bisa menyebabkan cepatnya penyebaran virus corona. 


Maklum, penyebaran virus corona akan berdampak pada melambatnya kegiatan ekonomi. Karenanya, pemerintah perlu menjaga agar kasus Covid-19 tetap terkendali, sehingga kegiatan ekonomi bisa berjalan.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy mengatakan, agar tidak terjadi gelombang ke tiga Covid-19, pemerintah harus memperhatikan komponen yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yaitu PMTB (investasi), selaras dengan pertumbuhan investasi yang tercatat oleh BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal).

Baca Juga: Agus Gumiwang: Perlambatan ekonomi kuartal III sudah kami perkirakan

“Kondisi ini memang perlu dipertahankan di kuartal IV 2021 dengan menjaga komitmen investasi yang ingin direalisasikan. Sementara untuk konsumsi rumah tangga, saya memperkirakan saat ini perlu dilakukan dengan cara memastikan momentum perlambatan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini bisa diteruskan,” kata Yusuf kepada Kontan.co.id, Minggu (7/11).

Selain itu, Yusuf mengatakan, penanganan pandemi dengan cara mendorong anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kesehatan juga perlu terus ditingkatkan oleh pemerintah. 

Yusuf berharap dengan penanganan pandemi yang lebih baik, maka dapat menjaga ekspektasi pemulihan ekonomi oleh masyarakat, dan pada muaranya bisa mendorong tingkat konsumsi masyarakat ke tingkat yang lebih tinggi.

Pun untuk sektor pariwisata yang sudah mulai dibuka. Meskipun sektor ini akan berdampak positif, tetapi ada risiko yang membayangi dari kebijakan pemerintah saat ini.  Untuk itu, Yusuf mengingatkan, agar pemerintah selalu memberi pengawasan yang ketat terhadap sektor-sektor pariwisata agar tetap terus menjaga dan memberlakukan protokol kesehatan yang ketat.

“Pengawasan yang ketat terhadap wisatawan mancanegara perlu diperhatikan oleh pemerintah termasuk di dalamnya proses tracing,” imbuh Yusuf.

Selanjutnya: PII mendukung pemulihan sektor pariwisata di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi