Jaga Pasokan dan Harga, Asosiasi Gula Indonesia Sebut Impor Gula Harus Dioptimalkan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Gula Indonesia (AGI) menilai, realisasi impor gula harus segera ditingkatkan agar harga gula di dalam negeri tetap bisa terkendali.

Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia Budi Hidayat mengatakan, impor gula oleh Indonesia sempat mengalami kendala pada tahun ini akibat beberapa faktor. Mulai dari fluktuasi harga gula di pasar global, efek El-Nino yang mengganggu produksi gula di tempat asal, hingga volatilitas kurs rupiah.

Dalam catatan AGI, kuota impor raw sugar tahun 2023 berada di kisaran 990.000 ton. Namun, sampai saat ini baru 50% dari total kuota impor yang dapat terealisasi.


Selain itu, terdapat kuota impor white sugar sebanyak 215.000 ton pada 2023. Angka ini terbagi masing-masing sebanyak 107.500 ton untuk PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau ID FOOD. Sejauh ini, RNI sudah merealisasikan 90% kuota impor gulanya, sedangkan PTPN baru 30% saja.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan 1 Juta Ha Lahan di Papua Untuk Capai Target Swasembada Gula

“Biaya impor memang sempat mahal, sehingga realisasi impor tertahan,” ujar Budi ketika ditemui di sela acara National Sugar Summit (NSS), Rabu (13/12).

Budi menyebut, pihak Badan Pangan Nasional (Bapanas) sudah memerintahkan agar para importir segera memenuhi kuota impor gula yang diberikannya sampai Februari 2024 mendatang. Terlebih lagi, akhir-akhir ini harga gula di pasar global tengah mengalami penurunan, sehingga kegiatan impor semestinya bisa dilakukan dengan biaya yang lebih murah.

Mengutip trading economics, harga gula berada di level US$ 22,50 per pound pada Rabu (13/12) pukul 16.15 WIB. Dalam sebulan terakhir, harga gula telah terkoreksi 18,80%. Namun, bila ditarik setahun ke belakang, harga gula naik 13,87%.

AGI pun menekankan, impor gula harus direalisasikan secara maksimal secepatnya guna mengendalikan harga di dalam negeri. Bila realisasi impor terus-menerus mandek, dikhawatirkan stok gula di Indonesia kian menipis dan harga gula melonjak.

“Kemungkinan harga gula bisa mencapai maksimal Rp 20.000 per kilogram pada Lebaran 2024, makanya impor perlu direalisasikan,” terang Budi.

Adapun untuk saat ini, lanjut Budi, harga gula konsumsi di Indonesia berada di kisaran Rp 17.000 per kilogram.

Dia menambahkan, saat ini Brazil menjadi produsen gula yang paling aktif menawarkan produknya ke Indonesia. Selain itu, ada India dan Thailand yang selama ini kerap mengekspor gula ke Indonesia. Namun, impor gula dari India tidak mudah dilakukan karena mereka sedang memprioritaskan hasil produksinya untuk kebutuhan dalam negeri.

Baca Juga: Ini Langkah Bapanas Menjaga Harga Pangan Pokok Jelang Nataru

Produksi gula di Thailand pun juga mengalami kendala karena sama-sama terpapar El-Nino, sehingga turut mempengaruhi kegiatan ekspor gula.

Indonesia sendiri masih harus mengimpor gula lantaran produksi dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan yang ada. Kebutuhan gula di Indonesia tercatat sekitar 3,2 juta ton. Sementara sepanjang 2023 berjalan, Indonesia memproduksi 2,2 juta ton.

“Capaian ini lebih rendah dari tahun lalu yakni 2,4 juta ton. Produksi gula tahun ini cukup terdampak oleh El-Nino,” pungkas Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .