KONTAN.CO.ID - Perusahaan healthcare ternama nasional, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mulai berfokus pada reorientasi bisnis dan restrukturisasi keuangan untuk menjaga kinerja perseroan agar tumbuh positif dan berkelanjutan. Direktur Utama Kimia Farma David Utama, memaparkan keputusan untuk menjaga profitabilitas melalui reorientasi bisnis dan restrukturisasi keuangan sudah dipertimbangkan untuk menjaga momentum positif Kimia Farma yang berhasil membukukan pertumbuhan penjualan sebesar Rp9,96 triliun atau naik 7,93% pada 2023 dari Rp9,23 triliun pada 2022. Secara keseluruhan, Kimia Farma kini sedang mengembangkan bisnis berkelanjutan melalui tiga fase yaitu keunggulan operasional untuk menuju profitabilitas, memperkuat finansial yang kokoh untuk membuka potensi bisnis secara luas, dan menjadi ekosistem bisnis healthcare Indonesia melalui strategi digital. "Kami akan melakukan restrukturisasi keuangan untuk meringankan beban keuangan perusahaan. Kemudian, melakukan berbagai pembenahan melalui strategi reorientasi bisnis sehingga operasional perusahaan bisa lebih efisien dan profitable," jelas David pada Selasa (04/6). Perkembangan bisnis juga sudah dianalisis oleh Kimia Farma. Hasilnya, David menilai bisnis farmasi sangat dinamis, sehingga perusahaan berkode saham KAEF itu perlu adaptif dalam merespons berbagai tantangan yang ada, salah satunya dengan perbaikan tata kelola internal, sehingga perusahaan dapat bergerak lebih cepat dan lincah. “Kami menyadari tantangan yang kami hadapi. Kami melihat pembenahan yang dijalankan merupakan upaya untuk melakukan perbaikan KAEF secara fundamental, sehingga kedepannya akan membuahkan kinerja yang lebih baik,” imbuh David.
Jaga Pertumbuhan, Kimia Farma Fokus Restrukturisasi & Reorientasi Bisnis
KONTAN.CO.ID - Perusahaan healthcare ternama nasional, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mulai berfokus pada reorientasi bisnis dan restrukturisasi keuangan untuk menjaga kinerja perseroan agar tumbuh positif dan berkelanjutan. Direktur Utama Kimia Farma David Utama, memaparkan keputusan untuk menjaga profitabilitas melalui reorientasi bisnis dan restrukturisasi keuangan sudah dipertimbangkan untuk menjaga momentum positif Kimia Farma yang berhasil membukukan pertumbuhan penjualan sebesar Rp9,96 triliun atau naik 7,93% pada 2023 dari Rp9,23 triliun pada 2022. Secara keseluruhan, Kimia Farma kini sedang mengembangkan bisnis berkelanjutan melalui tiga fase yaitu keunggulan operasional untuk menuju profitabilitas, memperkuat finansial yang kokoh untuk membuka potensi bisnis secara luas, dan menjadi ekosistem bisnis healthcare Indonesia melalui strategi digital. "Kami akan melakukan restrukturisasi keuangan untuk meringankan beban keuangan perusahaan. Kemudian, melakukan berbagai pembenahan melalui strategi reorientasi bisnis sehingga operasional perusahaan bisa lebih efisien dan profitable," jelas David pada Selasa (04/6). Perkembangan bisnis juga sudah dianalisis oleh Kimia Farma. Hasilnya, David menilai bisnis farmasi sangat dinamis, sehingga perusahaan berkode saham KAEF itu perlu adaptif dalam merespons berbagai tantangan yang ada, salah satunya dengan perbaikan tata kelola internal, sehingga perusahaan dapat bergerak lebih cepat dan lincah. “Kami menyadari tantangan yang kami hadapi. Kami melihat pembenahan yang dijalankan merupakan upaya untuk melakukan perbaikan KAEF secara fundamental, sehingga kedepannya akan membuahkan kinerja yang lebih baik,” imbuh David.