KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan bunga bersih bank tumbuh mini. Alhasil, perbankan kini semakin gencar meningkatkan pendapatan non bunga untuk menjaga profitabilitas. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), misalnya, mencatat pertumbuhan pendapatan non bunga di kuartal I-2024 naik 14,8% secara tahunan menjadi Rp 1 triliun. Sebaliknya, pendapatan bunga bersih hanya tumbuh 3,4% secara tahunan. Secara nilai, pendapatan bunga bersih masih lebih besar yakni Rp 3,22 triliun.
Baca Juga: Tertekan Beban Bunga, Perbankan Fokus Genjot Pendapatan Non Bunga Direktur Keuangan BTN Nofry Rony Poetra mengakui kondisi harus segera diantisipasi untuk memaksimalkan
profit. "Bank harus berupaya meningkatkan
fee based atau
non interest based income," ujar dia, Jumat (26/4). Saat ini, pendapatan non bunga BTN bersumber dari transaksi
treasury, biaya admin,
transaction banking dan
loan recovery. Nofry menyebut BTN akan mengoptimalkan peningkatan aktivitas
bond, jumlah konsumen dan penjualan aset macet untuk menambah pendapatan non bunga. "Kami jaga bisa tumbuh sampai 10%," kata dia.
Genjot aplikasi
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga agresif meningkatkan pendapatan non bunga. Di segmen ini, BRI mencatat pertumbuhan 25,9% secara tahunan jadi Rp 12,62 triliun. Pendapatan bunga bersih BRI hanya naik 9,7% jadi Rp 35,95 triliun. Salah satu penopang pertumbuhan pendapatan non bunga BRI adalah aplikasi BRImo.
Fee based income dari BRImo tumbuh 23,8% secara tahunan menjadi sebesar Rp 738,3 miliar.
Baca Juga: Laba Bersih Hana Bank Turun Tipis 0,96% Jadi Rp 453,20 Miliar Pada 2023 Direktur
Retail Funding & Distribution BRI Andrijanto mengungkapkan akan terus mengembangkan aplikasi ini agar berkontribusi terhadap
fee based income. "Selama ini
fee based maupun transaksi BRImo terus tumbuh tiap tahun. Kami harap pertumbuhannya tidak stagnan," kata dia. Sementara di PT Bank Central Asia Tbk (BCA), pertumbuhan pendapatan bunga bersih masih lebih tinggi dari pendapatan non bunga. Pendapatan bunga bersih BCA naik 7,1% dan pendapatan non bunga 6,8%.
Pendapatan fee dan komisi BCA masih mendominasi, mencapai Rp 4,5 triliun, naik 8,6% secara secara tahunan. EVP
Corporate Communication BCA Hera F. Haryn menuturkan peningkatan terjadi karena total volume transaksi BCA naik 20,8% menjadi 8,3 miliar di kuartal I-2024..
Baca Juga: Bank Raya Gencar Berinovasi, Bersaing dengan Bank BUMN dan Bank Swasta Besar Volume transaksi
mobile banking dan
internet banking pun naik 23,5% mencapai 7,2 miliar. Hera melihat pertumbuhan jumlah transaksi ini selaras dengan investasi BCA dalam memperkuat ekosistem
hybrid banking. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli