Jaga rasio BOPO, ini strategi Mandiri Tunas Finance



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) perusahaan multifinance pada Mei tercatat turun. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, rasio BOPO multifinance pada bulan Mei 2017 sebesar 79,29%, turun dari periode yang sama tahun 2018 yang sebesar 79,88% dan Mei 2017 sebesar 81,16%. Meski begitu, PT Mandiri Tunas Finance justru mencatatkan kenaikan BOPO pada Mei 2019.

Asal tahu saja, BOPO menjadi indikator mengenai efisiensi perusahaan pembiayaan dalam melakukan usahanya.

Direktur Mandiri Tunas Finance (MTF) Harjanto Tjitohardjojo mengatakan, rasio BOPO dari MTF mengalami kenaikan dari Mei 2018 sebesar 69,9% sedangkan Mei 2019 mengalami kenaikan menjadi 70,3%. 


“Pertumbuhan bisnis MTF tipis, BOPO coba kita jaga agar tidak naik banyak,” ujar Harjanto kepada Kontan.co.id, Minggu (7/7).

Harjanto memaparkan MTF akan melakukan beberapa hal untuk menjaga rasio BOPO agar tidak menanjak. Kita buat program penghematan sebesar 80% dari budget awal, kualitas kredit kita juga jaga,” katanya.

MTF juga akan menjaga cost efficiency ratio agar tetap berada di bawah cost efficiency milik industri yakni di kisaran 46%.

Menurut Harjanto, Lonjakan BOPO terjadi selama periode Januari-Februari 2019. Di periode tersebut, terjadi kenaikan sebesar 5,31% dari rasio BOPO di bulan Februari. Hal itu lantaran realisasi penyaluran pembiayaan MTF turun sekitar 13,6%.

Di Januari pembiayaan MTF mencapai Rp 2,5 triliun, sedangkan di Februari turun menjadi Rp 2,2 triliun.

selama ini MTF masih bisa mengandalkan beberapa pendapatan untuk operasional. Beberapa pendapatan MTF dari pendapatan bunga, pendapatan asuransi, serta pendapatan dari fee service channel pihak lain untuk pembiayaan-pembiayaan yang dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi