Jaga Rupiah, BI Beli SBN di Pasar Sekunder Hingga Rp 8,8 Triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah sempat anjlok, hampir tembus Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu. 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo angkat suara. Menurutnya, pelemahan nilai tukar rupiah tersebut hanya sementara atau dalam jangka pendek. 

Nah, pelemahan rupiah dalam jangka pendek tersebut, didorong oleh berita yang beredar yang sampai ke Indonesia. 


Karena pelemahan nilai tukar rupiah ini hanya dalam jangka pendek, Perry pun menegaskan kalau BI siap sedia untuk turun tangan. 

Baca Juga: Intip Proyeksi Pergerakan Rupiah pada Kamis (1/2) Hari Ini

Salah satu upaya yang dilakukan oleh otoritas moneter, adalah dengan melakukan pembelian surat berharga negara (SBN) yang dilepas asing di pasar sekunder. 

Perry bilang, selama tahun berjalan 2024, Bi sudah menyerap SBN sejumlah Rp 8,8 triliun. 

“Pelemahan rupiah ini jangka pendek, ya kami intervensi, lah! Jadi keseluruhan BI tahun ini sudah beli SBN dari termasuk dari pasar sekunder, jumlahnya Rp 8,8 triliun,” terang Perry saat menjawab pertanyaan Kontan.co.id di Jakarta, awal pekan ini. 

Perry menegaskan, upaya BI tersebut juga bagian dari koordinasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk melakukan stabilisasi sistem keuangan dan berujung pada perekonomian. 

Selain menggunakan upaya pembelian SBN di pasar sekunder, BI juga melakukan intervensi langsung di pasar spot dan pasar DNDF. 

Meski Rupiah sempat terguncang, Perry menegaskan kalau Rupiah secara fundamental tetap terjaga dengan baik. 

Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 15.803 per Dolar AS, Tengok Proyeksi Kamis (1/2)

Didukung dengan neraca perdagangan, inflasi yang rendah, imbal hasil SBN dan saham yang baik, serta kondisi pertumbuhan ekonomi yang solid. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari