Jaga sektor industri produktif, Menperin akan turunkan bea masuk produk industri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya menjaga sektor industri di dalam negeri agar tetap berproduksi di tengah gejolak virus corona atau Covid-19. Hal ini dilakukan karena virus membawa dampak terhadap pasokan bahan baku, terutama yang berasal dari China.

“Bahan baku menjadi perhatian utama pemerintah. Sudah ada beberapa langkah yang sudah disepakati oleh pemerintah agar industri mudah mendapatkan bahan baku,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (4/3).

Baca Juga: WHO: Kasus virus corona di luar China menembus angka 10.000 untuk kali pertama


Menperin menjelaskan, Negeri Tirai Bambu yang tengah dilanda virus corona menjadi salah satu negara pemasok bahan baku terbesar untuk sejumlah sektor industri di Indonesia. Dengan wabah Covid-19 ini, disinyalir kegiatan manufaktur di China akan terganggu. Akibatnya, berbagai negara mitranya, termasuk Indonesia perlu mencari alternatif untuk memenuhi bahan baku dari negara lain.

Pada kondisi tersebut, diprediksi terjadi kenaikan harga bahan baku industri, karena akan diburu oleh industri dari berbagai negara, yang menjadi mitra dagang China. “Saat tidak ada corona saja, semua mencari bahan baku dari China, karena dia sangat kompetitif dari segi harga. Sehingga jika China tidak bisa, dari negara lain pasti lebih mahal,” ungkapnya.

Agus menyampaikan, guna mengatasi hal tersebut, salah satu langkah strategis yang akan dijalankan pemerintah adalah dengan menurunkan bea masuk untuk produk bahan baku industri. “Bea masuk khusus untuk bahan baku industri akan diturunkan. Kalau kita bisa dihapus sama sekali itu akan baik, paling tidak akan diturunkan. Prinsipnya, sudah diputuskan,” tegasnya.

Dengan penurunan bea masuk, harga bahan baku yang tinggi tersebut diharapkan tidak akan lebih tinggi ketika masuk ke Indonesia. “Sehingga tidak memberatkan industri,” imbuhnya.

Baca Juga: Terjadi panic buying akibat wabah corona, pembelian tisu toilet di Australia dibatasi

Langkah lain yang disiapkan, melakukan pengurangan biaya untuk perusahaan yang membuka Letter of Credit (LC) baru. Dokumen Letter of Credit (LC) memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa menunggu berita dari luar negeri setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri kepada pemesan atau importir dan akan memudahkan pihak-pihak yang berada di dalamnya.

“Kami sudah berkomunikasi dengan Kementerian BUMN dan BI. Jadi kalau LC menjadi bagian dari struktur cost itu bisa ditekan, itu dia akan berdampak pada lebih rendahnya harga bahan baku yang harus dibayar oleh industri,” paparnya.

Menurut Menperin, nantinya kebijakan-kebijakan tersebut bersifat sementara sampai kondisi kembali normal. "Ini sifatnya sementara karena kondisinya seperti ini. Tapi ini khusus bahan baku industri ya. Nanti akan ada mekanismenya. Kami akan bicara dengan industri berbagai sektor, terutama soal detailnya seperti apa dan bahan bakunya yang diperlukan berapa,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .