KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja komoditas timah masih yang masih tertekan tak menghalangi niat PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) dan PT Timah Tbk (TINS) untuk bekerjasama membentuk repo resi gudang timah. Harapannya, upaya tersebut bisa mendorong harga timah ke level yang lebih baik. Sebagai gambaran, harga timah yang diperdagangkan di Indonesia, di akhir tahun 2019 berada di posisi US$ 16.125 per metrik ton atau turun US$ 45 per metrik ton. Sementara itu, Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) memperkirakan, harga timah sepanjang 2020 bakal berada di kisaran US$ 18.700 per ton hingga US$ 20.600 per ton. Adapun sepanjang tahun lalu, harga timah berada di kisaran US$ 15.567 per ton hingga US$ 21.782 per ton.
Baca Juga: Harga timah punya potensi naik lebih tinggi tahun ini Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi mengungkapkan, aliansi strategis dengan PT Timah merupakan upaya kedua belah pihak untuk memberikan dorongan akan harga timah ke depan untuk semakin baik. "Indonesia memiliki potensi besar di komoditas timah, dan tentunya kami semua berharap bisa turut menentukan harga timah dunia,” kata Fajar dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (20/2).