Jaga Warisan Budaya, Rumah Batik TBIG Lahirkan 32 Wajah Pembatik Baru



KONTAN.CO.ID-PEKALONGAN. Rumah Batik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) terus mewujudkan komitmennya untuk melahirnya wajah-wajah pembatik baru.

Hal ini sebagai upaya untuk menjaga kelestarian budaya batik sekaligus menciptakan wirausaha mudah di bidang batik.

Pengelola Rumah Batik TBIG, Nanang Tri Purwanto mengatakan pihaknya menyelenggarakan pelatihan yang berfokus pada pelestarian batik. Rumah Batik ini merupakan bagian dari program bangun budaya yang diselenggarakan TBIG.


Nanang menyebut, sejak tahun 2024 hingga saat ini, pihaknya telah melahirkan wirausaha muda yang bergerak di bidang batik.

"Hingga sekarang kami telah menciptakan wirausaha muda dibidang batik. Selain itu kami juga berkontribusi dalam menjaga warisan budaya batik dengan berbagai kegiatan yang telah kami laksanakan," ujar Nanang dalam acara Wisuda Rumah Batik TBIG ke V di Desa Wiradesa, Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (17/10).

Baca Juga: Menilik Rekomendasi Saham Emiten Menara yang Tumbuh Positif Sejak Awal Tahun

Pada tahun ini, terdapat 32 wajah pembatik baru yang dinyatakan lulus dalam wisuda ke V, yang terdiri dari 20 siswa kelas reguler A dan 12 siswa kelas reguler B.

Sebagai informasi, kelas reguler A ini diisi oleh peserta pelatihan untuk usia produktif, sementara kelas regular B diikuti oleh anak-anak berkebutuhan khusus (difabel).

Dalam kesempatan yang sama, Head of CSR Department TBIG, Fahmi Sultan Alatas menyampaikan program tersebut tidak hanya ampuh menjaga warisan budaya khususnya batik, namun juga memberikan dampak terhadap perekonomian di daerah.

Hal ini dikarenakan program Rumah Batik tidak hanya memberikan keterampilan dan keahlian membatik namun juga kewirausahaan dan pendampingan oleh koperasi binaan yang memberikan akses permodalan dan pendistrubusian barang yang dihasilkan oleh alumni dan pelaku usaha mikro batik di Pekalongan.

Koperasi pendamping ini bertindak sebagai care taker dengan memberikan kepastian pembayaran tunai kepada para perajin batik.

"Dari dampak ekonominya, adanya kepastian bayar pada pelaku usaha mikro sebesar mungkin Rp 61 miliar ya untuk transaksi produk di tahun 2024 ini," kata Fahmi.

Sementara, Trainer Kepala Rumah Batik TBIG, Akhmad Faisal menambahkan, siswa yang sudah dinyatakan lulus ini akan diikutsertakan dalam program inkubasi dan diberikan pinjaman tanpa bunga untuk menjadi wirausaha.

Tidak hanya itu, para lulusan tersebut juga diberikan pesanan produksi batik dalam jumlah tertentu untuk memenuhi kebutuhan jaringan toko batik di Jakarta, Semarang, Solo, Cirebon dan  Surabaya.

"Setelah lulus dari sini, mereka nanti akan masuk ke program inkubasi yang tadi rencana program inkubasinya sudah mereka paparkan (presentasi). Itu nanti kita review lagi, kalau sudah oke mereka langsung produksi. Untuk permodalannya nanti dibantu sama koperasi," kata Faisal.

Baca Juga: Simak Prospek Saham-Saham ESG di Sisa Kuartal IV 2024

Sebagai informasi, Rumah Batik TBIG didirikan pada tahun 2014 di Pakalongan, Jawa Tengah, sebagai salah satu inisiatif program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). 

Rumah Batik TBIG memiliki misi untuk melestarikan batik nusantara sebagai warisan nasional, sekaligus meningkatkan kualitas hidup perajin batik di Pekalongan. 

Selama 10 tahun terakhir, Rumah Batik TBIG telah membekali siswa setempat dengan workshop kerajinan batik dengan penerapan pewarna alami dan penggunaan fasilitas pengolahan limbah sederhana.

Selanjutnya: Teten Sebut Budi Arie Setiadi Bakal Jadi Menteri Koperasi di Era Prabowo

Menarik Dibaca: Promo Padang Merdeka Oktober-November 2024, Gratis Telur Dadar via Digibank

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat