KONTAN.CO.ID - Tahun ini, PT Central Asia Financial (CAF) masih terfokuskan untuk mengembangkan produk tradisional. Bahkan perusahaan asuransi jiwa yang lebih dikenal dengan nama Jagadiri ini akan meluncurkan dua produk tradisional anyar hingga akhir tahun 2017. Presiden Direktur JAGADIRI Reginald. J Hamdani menjelaskan, porsi produk tradisional saat ini masih mendominasi dengan angka di atas 90%. Nah sisanya lagi berasal dari produk unitlink sekitar 10%. Untuk itu, perseroan masih mengandalkan pendapatan premi dari lini bisnis ini. “Unitlink hanya menjadi pelengkap karena produk ini tidak bisa dijual melalui online dan harus bertatap muka. Fokus kami masih ke produk tradisional karena prospeknya masih cukup bagus,” kata Reginald kepada KONTAN, baru-baru ini. Ia melihat, meskipun memang secara industri asuransi jiwa, produk unitlink kontribusinya masih cukup besar. Tapi, manajemen JAGADIRI berkeyakinan pertumbuhan produk tradisional mulai meningkat kembali. “Saya rasa kebutuhan masyarakat akan produk tradisional akan meningkat kembali. Alasan kami mengembangkan produk ini karena sejalan dengan strategi bisnis kami yang fokus menjual produk melalui digital,” terang dia. Tahun ini, JAGADIRI menargetkan perolehan premi tumbuh dua kali lipat dari pencapaian tahun 2016 kemarin yang tercatat sebesar Rp 25 miliar “Untuk mengejar target itu, kami sedang berencana untuk rilis dua produk tradisional baru. Satu akan kami luncurkan akhir agustus dan satunya lagi kuartal empat tahun ini,” jelas Reginald. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Jagadiri fokus kembangkan produk tradisional
KONTAN.CO.ID - Tahun ini, PT Central Asia Financial (CAF) masih terfokuskan untuk mengembangkan produk tradisional. Bahkan perusahaan asuransi jiwa yang lebih dikenal dengan nama Jagadiri ini akan meluncurkan dua produk tradisional anyar hingga akhir tahun 2017. Presiden Direktur JAGADIRI Reginald. J Hamdani menjelaskan, porsi produk tradisional saat ini masih mendominasi dengan angka di atas 90%. Nah sisanya lagi berasal dari produk unitlink sekitar 10%. Untuk itu, perseroan masih mengandalkan pendapatan premi dari lini bisnis ini. “Unitlink hanya menjadi pelengkap karena produk ini tidak bisa dijual melalui online dan harus bertatap muka. Fokus kami masih ke produk tradisional karena prospeknya masih cukup bagus,” kata Reginald kepada KONTAN, baru-baru ini. Ia melihat, meskipun memang secara industri asuransi jiwa, produk unitlink kontribusinya masih cukup besar. Tapi, manajemen JAGADIRI berkeyakinan pertumbuhan produk tradisional mulai meningkat kembali. “Saya rasa kebutuhan masyarakat akan produk tradisional akan meningkat kembali. Alasan kami mengembangkan produk ini karena sejalan dengan strategi bisnis kami yang fokus menjual produk melalui digital,” terang dia. Tahun ini, JAGADIRI menargetkan perolehan premi tumbuh dua kali lipat dari pencapaian tahun 2016 kemarin yang tercatat sebesar Rp 25 miliar “Untuk mengejar target itu, kami sedang berencana untuk rilis dua produk tradisional baru. Satu akan kami luncurkan akhir agustus dan satunya lagi kuartal empat tahun ini,” jelas Reginald. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
