JAKARTA. Selain mengandalkan bisnis otomotif, bisnis alat berat dan pertambangan menyumbang pendapatan yang cukup besar untuk PT Astra International Tbk (ASII). Tahun lalu, porsi sumbangannya mencapai sekitar 25% dari total pendapatan ASII. Namun, pada kuartal pertama 2007, kinerja PT United Tractor Tbk (UNTR), yang menggeluti bisnis alat berat dan pertambangan batubara, kurang bersinar. Malah, laba bersihnya merosot sebesar 36% menjadi Rp 248 miliar, dari Rp 388 miliar pada periode saham tahun lalu. Tapi, penyebab penurunan laba bersih UNTR lebih karena kerugian kurs sebesar Rp 29,3 miliar. Padahal, pada periode sama 2006, UNTR mendapat keuntungan kurs hingga Rp 188 miliar. Selain itu, beban pokok pendapatan naik 7,4% menjadi Rp 3 triliun serta biaya administrasi dan umum juga naik 18% menjadi Rp 161 miliar.Lantas, bagaimana pengaruhnya pada bisnis ASII secara keseluruhan tahun ini? Norico Gaman, analis BNI Securities, tidak terlalu khawatir. "Pengaruhnya tidak akan signifikan," katanya kalem. Sebab, bila ditengok pada sisi pendapatan, kinerja UNTR sebenarnya mengalami perbaikan. Pendapatannya naik tipis hampir 7% menjadi Rp 3,73 triliun. Ia pun yakin, UNTR akan mampu memompa pendapatannya tahun ini karena kebutuhan batubara tengah meningkat.Selain itu, Norico juga melihat prospek bisnis crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah yang menjadi andalan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), anak usaha ASII yang lain, akan bersinar cerah tahun ini. Apalagi, AALI mempunyai rencana mengakuisisi lahan perkebunan hingga 17.000 hektare tahun ini. Namun, yang paling penting adalah bisnis otomotif yang menjadi bisnis inti ASII sendiri menunjukkan sinyal yang semakin baik. Asal tahu, pada tahun lalu, lini usaha ini menyumbang 70% dari total pendapatan ASII. Dus, sedikit perbaikan saja akan berdampak signifikan pada kinerja ASII.
Jagoan Otomotif Bersiap Tancap Gas
JAKARTA. Selain mengandalkan bisnis otomotif, bisnis alat berat dan pertambangan menyumbang pendapatan yang cukup besar untuk PT Astra International Tbk (ASII). Tahun lalu, porsi sumbangannya mencapai sekitar 25% dari total pendapatan ASII. Namun, pada kuartal pertama 2007, kinerja PT United Tractor Tbk (UNTR), yang menggeluti bisnis alat berat dan pertambangan batubara, kurang bersinar. Malah, laba bersihnya merosot sebesar 36% menjadi Rp 248 miliar, dari Rp 388 miliar pada periode saham tahun lalu. Tapi, penyebab penurunan laba bersih UNTR lebih karena kerugian kurs sebesar Rp 29,3 miliar. Padahal, pada periode sama 2006, UNTR mendapat keuntungan kurs hingga Rp 188 miliar. Selain itu, beban pokok pendapatan naik 7,4% menjadi Rp 3 triliun serta biaya administrasi dan umum juga naik 18% menjadi Rp 161 miliar.Lantas, bagaimana pengaruhnya pada bisnis ASII secara keseluruhan tahun ini? Norico Gaman, analis BNI Securities, tidak terlalu khawatir. "Pengaruhnya tidak akan signifikan," katanya kalem. Sebab, bila ditengok pada sisi pendapatan, kinerja UNTR sebenarnya mengalami perbaikan. Pendapatannya naik tipis hampir 7% menjadi Rp 3,73 triliun. Ia pun yakin, UNTR akan mampu memompa pendapatannya tahun ini karena kebutuhan batubara tengah meningkat.Selain itu, Norico juga melihat prospek bisnis crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah yang menjadi andalan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), anak usaha ASII yang lain, akan bersinar cerah tahun ini. Apalagi, AALI mempunyai rencana mengakuisisi lahan perkebunan hingga 17.000 hektare tahun ini. Namun, yang paling penting adalah bisnis otomotif yang menjadi bisnis inti ASII sendiri menunjukkan sinyal yang semakin baik. Asal tahu, pada tahun lalu, lini usaha ini menyumbang 70% dari total pendapatan ASII. Dus, sedikit perbaikan saja akan berdampak signifikan pada kinerja ASII.