Jaguar Rebranding Logo Baru, Picu Kontroversi dan Kemarahan di Dunia Maya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jaguar, merek mobil mewah asal Inggris yang kini berada di bawah naungan Tata Motors Ltd., sedang menjalani proses peralihan besar dengan berfokus pada kendaraan listrik.

Namun, rebranding yang direncanakan, termasuk peluncuran logo baru, menuai kritik dari berbagai pihak setelah sebuah video promosi yang mencolok menarik perhatian publik di media sosial.

Video Promosi yang Menuai Kontroversi

Video promosi yang diunggah oleh Jaguar Land Rover di platform seperti X (sebelumnya Twitter) dan Instagram menunjukkan para model berpakaian futuristik berwarna cerah, berjalan di sebuah lanskap yang terlihat asing dan penuh dengan elemen-elemen alien.


Baca Juga: Noel Tata Ditunjuk Sebagai Nahkoda Baru Tata Group yang Bernilai US$165 Miliar

Meskipun video ini menggunakan tagar dan tulisan seperti "Break Moulds" dan "Copy Nothing," yang seharusnya mencerminkan keberanian dan inovasi, banyak yang mengeluhkan absennya mobil dalam video tersebut.

Hal ini memicu rasa bingung dan kekecewaan di kalangan audiens yang mengharapkan promosi yang lebih berfokus pada produk utama mereka — mobil itu sendiri.

Tak hanya itu, logo baru yang diperkenalkan juga mendapatkan reaksi negatif. Rebranding yang melibatkan perubahan pada citra "leaper" jaguar, simbol yang telah lama dikenal, tampaknya tidak diterima dengan baik oleh sebagian besar penggemar merek ini.

Perubahan Menuju Kendaraan Listrik

Rebranding Jaguar bertepatan dengan langkah besar mereka untuk beralih menjadi merek kendaraan listrik sepenuhnya. Ini adalah bagian dari komitmen Jaguar Land Rover untuk mengurangi jejak karbon mereka, dengan fokus pada mobil listrik yang lebih ramah lingkungan.

Peluncuran mobil listrik GT yang dijadwalkan pada 2 Desember selama Miami Art Week akan menjadi momen penting untuk perusahaan ini.

Namun, perubahan arah ini menimbulkan pertanyaan: apakah Jaguar benar-benar perlu meninggalkan citra tradisionalnya sebagai merek mobil mewah dengan performa tinggi?

Banyak orang berpendapat bahwa perusahaan harusnya lebih menonjolkan warisan mereka dalam desain dan kualitas mobil yang elegan, bukan mengganti seluruh identitas mereka dengan pendekatan yang lebih berisiko dan tidak konvensional.

Kritik dari Para Pengamat

Beberapa pihak, termasuk Elon Musk, pemilik X, menyuarakan kebingungan mereka terhadap video ini. Musk menulis, "Do you sell cars?" yang menunjukkan ketidakjelasan pesan dalam video tersebut.

Baca Juga: Mengenang Ratan Tata yang Memimpin Tata Group ke Panggung Internasional

 Charles Taylor, seorang profesor pemasaran di Villanova School of Business, juga memberikan pendapat serupa. Menurutnya, video promosi ini malah menunjukkan ketidaksesuaian dengan audiens yang diinginkan oleh Jaguar, yakni konsumen yang mencari mobil mewah dengan performa tinggi.

Taylor berpendapat bahwa Jaguar seharusnya bisa membangun identitas baru mereka di atas warisan merek lama mereka, bukan dengan sepenuhnya mengabaikan itu.

"Jika mereka memperkenalkan kendaraan listrik yang hebat, mereka bisa membangun pada citra mereka yang sudah mapan, alih-alih meninggalkan warisan merek dan menuju arah yang agak membingungkan ini," kata Taylor. Menurutnya, strategi semacam ini mungkin akan sulit diterima oleh pasar yang lebih luas.

Rebranding: Strategi yang Berisiko

Rebranding adalah langkah yang sering dilakukan perusahaan untuk menarik perhatian dan merangsang penjualan. Perusahaan-perusahaan besar seperti Campbell Soup, Airbnb, dan Instagram pernah melakukan perubahan logo untuk memberikan kesan segar.

Namun, tidak selalu hasilnya positif. Salah satu contoh kegagalan besar dalam rebranding adalah perubahan logo Tropicana pada 2009 yang menghilangkan citra oranye khas, yang menyebabkan kebingungan di kalangan konsumen dan akhirnya mengembalikan logo lama mereka.

Begitu pula dengan Radio Shack, yang berusaha rebranding menjadi "The Shack" pada 2008. Langkah ini tidak diterima dengan baik oleh konsumen setia mereka, dan akhirnya perusahaan tersebut terpaksa mengajukan perlindungan kebangkrutan pada 2015.

Ini menunjukkan bahwa meskipun rebranding bisa menjadi alat yang efektif, jika tidak dilakukan dengan hati-hati, hal itu bisa berdampak buruk pada citra perusahaan.

Baca Juga: Pacu Penjualan Mobil Awal Tahun via Pameran

Apa yang Akan Terjadi pada Jaguar?

Jaguar kini berada pada titik krusial dalam sejarah merek mereka. Apakah mereka akan berhasil menarik audiens baru dengan pendekatan yang lebih berani dan berfokus pada mobil listrik, atau justru merusak warisan mereka yang telah bertahan lama sebagai simbol mobil mewah dengan performa tinggi?

Dengan peluncuran mobil listrik GT yang akan datang, Jaguar harus bisa memastikan bahwa mereka mampu menjaga keseimbangan antara inovasi dan mempertahankan elemen-elemen yang membuat merek ini begitu dihormati.

Keputusan mereka untuk mengubah identitas merek melalui video promosi yang mengabaikan mobil itu sendiri memberikan gambaran bahwa mereka berusaha untuk lebih futuristik, namun banyak yang meragukan apakah langkah ini akan menguntungkan dalam jangka panjang.

Selanjutnya: AS Veto Resolusi Gencatan Senjata Gaza di Dewan Keamanan PBB

Menarik Dibaca: Referensi iPhone Terbaik 2024 yang Bisa Dibeli Tahun Ini

Editor: Handoyo .