JAKARTA. Layaknya komoditi lain, harga jagung internasional kompak ikut melorot pada pekan ini. Berdasarkan data Bloomberg, harga jagung di Chicago Board of Trade (CBOT) untuk pengiriman Mei 2011 pada Rabu (16/3) ada di level US$ 6,3475 per bushel. Padahal, harga jagung sempat mencapai harga US$ 7,3675 dolar per bushel pada (3/3).Penurunan harga jagung internasional ini juga berimbas pada penurunan harga jagung di dalam negeri. Berdasarkan data iPasar, harga lelang jagung pipilan pada Rabu (16/3) ini sebesar Rp 3.200 per kg. Harga ini melorot dari pekan lalu yang sebesar Rp 3.300 per kg.Sekretaris Dewan Jagung Nasional Maxdeyul Sola mengungkapkan, penurunan harga jagung ini disebabkan adanya pasokan yang sedikit berlebih untuk saat ini. Di Indonesia misalnya, ia mencontohkan di daerah Dompu, Nusa Tenggara Barat sudah mulai panen. Sehingga, "Kenaikan harga jagung sedikit tertahan karena adanya panen," ujarnya kepada KONTAN Rabu (16/3).Ia menambahkan, sebenarnya koreksi harga jagung yang terjadi saat ini tidak akan bertahan lama. Pasalnya, secara fundamental permintaan jagung di dunia masih cukup tinggi. Artinya, peluang kenaikan harga jagung masih sangat terbuka. Apalagi, ke depan penggunaan jagung tidak hanya terbatas untuk pakan ternak dan konsumsi manusia. Jagung juga banyak diolah menjadi berbagai produk turunan seperti tepung pati dan produk pemanis buatan. Tak hanya itu, "Saat ini jagung banyak dikonversi menjadi bioetanol seiring dengan kenaikan harga minyak dunia," katanya.Salah satu negara yang permintaan jagungnya diperkirakan akan terus meningkat adalah China. Negara konsumen jagung terbesar kedua di dunia ini akan terus meningkatkan permintaan jagung untuk pakan ternak dan tepung pati (kanji) dalam lima tahun ke depan. Wang Licai, Wakil Ketua Asosiasi Industri Tepung Pati China seperti dikutip Bloomberg Rabu (16/3) mengatakan China membutuhkan pasokan jagung impor sebesar 7,3 juta ton pada tahun 2015. Jumlah ini melebihi kuota impor jagung China yang sebesar 7,2 juta ton per tahun. Ia memperkirakan permintaan jagung untuk ternak di China rata-rata tumbuh 4% per tahun, sedangkan pertumbuhan permintaan jagung untuk industri pati bisa mencapai 8% per tahun dalam lima tahun ke depan. "China menjadi importir jagung adalah suatu hal yang normal," ujarnya seperti dikutip Bloomberg Rabu (16/3). Wang bilang produksi tepung pati di China tahun ini diperkirakan meningkat 10,5% ketimbang tahun 2010 lalu menjadi 21 juta ton. Dengan proyeksi pertumbuhan 8% per tahun, dalam 5 tahun ke depan produksi tepung pati China bisa mencapai 28 juta ton. Sementara itu, produksi jagung di China diperkirakan tumbuh 2,5% per tahun dalam lima tahun ke depan. Sehingga pada tahun 2015 nanti produksi jagung di China diperkirakan akan mencapai 192,5 juta ton naik dari 172,5 juta ton di tahun 2010. Sekitar 28% dari total permintaan jagung di China digunakan oleh industri pemrosesan, termasuk bioetanol.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Jagung panen, kenaikan harga jagung tertahan
JAKARTA. Layaknya komoditi lain, harga jagung internasional kompak ikut melorot pada pekan ini. Berdasarkan data Bloomberg, harga jagung di Chicago Board of Trade (CBOT) untuk pengiriman Mei 2011 pada Rabu (16/3) ada di level US$ 6,3475 per bushel. Padahal, harga jagung sempat mencapai harga US$ 7,3675 dolar per bushel pada (3/3).Penurunan harga jagung internasional ini juga berimbas pada penurunan harga jagung di dalam negeri. Berdasarkan data iPasar, harga lelang jagung pipilan pada Rabu (16/3) ini sebesar Rp 3.200 per kg. Harga ini melorot dari pekan lalu yang sebesar Rp 3.300 per kg.Sekretaris Dewan Jagung Nasional Maxdeyul Sola mengungkapkan, penurunan harga jagung ini disebabkan adanya pasokan yang sedikit berlebih untuk saat ini. Di Indonesia misalnya, ia mencontohkan di daerah Dompu, Nusa Tenggara Barat sudah mulai panen. Sehingga, "Kenaikan harga jagung sedikit tertahan karena adanya panen," ujarnya kepada KONTAN Rabu (16/3).Ia menambahkan, sebenarnya koreksi harga jagung yang terjadi saat ini tidak akan bertahan lama. Pasalnya, secara fundamental permintaan jagung di dunia masih cukup tinggi. Artinya, peluang kenaikan harga jagung masih sangat terbuka. Apalagi, ke depan penggunaan jagung tidak hanya terbatas untuk pakan ternak dan konsumsi manusia. Jagung juga banyak diolah menjadi berbagai produk turunan seperti tepung pati dan produk pemanis buatan. Tak hanya itu, "Saat ini jagung banyak dikonversi menjadi bioetanol seiring dengan kenaikan harga minyak dunia," katanya.Salah satu negara yang permintaan jagungnya diperkirakan akan terus meningkat adalah China. Negara konsumen jagung terbesar kedua di dunia ini akan terus meningkatkan permintaan jagung untuk pakan ternak dan tepung pati (kanji) dalam lima tahun ke depan. Wang Licai, Wakil Ketua Asosiasi Industri Tepung Pati China seperti dikutip Bloomberg Rabu (16/3) mengatakan China membutuhkan pasokan jagung impor sebesar 7,3 juta ton pada tahun 2015. Jumlah ini melebihi kuota impor jagung China yang sebesar 7,2 juta ton per tahun. Ia memperkirakan permintaan jagung untuk ternak di China rata-rata tumbuh 4% per tahun, sedangkan pertumbuhan permintaan jagung untuk industri pati bisa mencapai 8% per tahun dalam lima tahun ke depan. "China menjadi importir jagung adalah suatu hal yang normal," ujarnya seperti dikutip Bloomberg Rabu (16/3). Wang bilang produksi tepung pati di China tahun ini diperkirakan meningkat 10,5% ketimbang tahun 2010 lalu menjadi 21 juta ton. Dengan proyeksi pertumbuhan 8% per tahun, dalam 5 tahun ke depan produksi tepung pati China bisa mencapai 28 juta ton. Sementara itu, produksi jagung di China diperkirakan tumbuh 2,5% per tahun dalam lima tahun ke depan. Sehingga pada tahun 2015 nanti produksi jagung di China diperkirakan akan mencapai 192,5 juta ton naik dari 172,5 juta ton di tahun 2010. Sekitar 28% dari total permintaan jagung di China digunakan oleh industri pemrosesan, termasuk bioetanol.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News