Jakarta Berpotensi Banjir pada Awal 2024, Begini Tanggapan Heru Budi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berharap, hujan deras yang berpotensi mengakibatkan banjir pada Januari hingga Februari 2024 tidak terjadi.

"Semoga apa yang diramalkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tidak terjadi. Kami dari pemerintah daerah, saya rasa sudah cukup bisa mengurangi titik-titik rawan banjir," ujar Heru Budi saat memimpin Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Musim Hujan di Jakarta Timur, Jumat (24/11/2023).

Meski begitu, Heru Budi mengingatkan seluruh jajarannya untuk tetap mewaspadai banjir yang berpotensi terjadi. Sebab, Jakarta tidak bisa terhindar dari banjir dan genangan, terutama saat memasuki musim hujan.


Baca Juga: Meski Mendapat Penolakan Buruh, Pemprov DKI Tak Bakal Ubah Angka Kenaikan UMP 2024

Heru berpandangan, kewaspadaan harus ditingkatkan mengingat ada agenda pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu) pada Februari 2024.

"DKI pasti tidak lepas banjir atau genangan. Masih ada beberapa daerah yang memang dampak banjir pasti akan terjadi," kata Heru Budi.

"Namun, kita berusaha untuk mempercepat mengurangi genangan air itu, dan memperkecil area-area banjir yang ada," pungkasnya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan akan terjadi pada Januari-Februari 2024, setelah mulai memasuki pergantian musim pada Oktober-November 2023.

"Periode puncak musim hujan diprediksi umumnya terjadi di Januari-Februari 2024," kata Dwikorita dalam konferensi pers, dikutip dari YouTube BMKG, Senin (11/9/2023).

Baca Juga: Belum Ada Kata Sepakat Kenaikan Upah Buruh Jakarta

Menurut Dwikorita, musim hujan tahun ini tiba lebih lambat dibandingkan biasanya. Hal tersebut dipengaruhi oleh fenomena El Nino moderat yang masih berlangsung hingga Februari 2024 dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif bertahan hingga akhir tahun 2023.

Oleh karena itu, BMKG mengimbau semua pihak, baik kementerian/lembaga, pemerintah daerah (pemda), institusi terkait, terutama masyarakat agar lebih siap dan antisipatif terhadap potensi bencana banjir dan tanah longsor.

Dwikorita mengatakan, Pemda harus lebih optimal mempersiapkan hal tersebut. Dengan cara mengedukasi masyarakat tentang bagaimana cara mencegah atau mengurangi risiko bencana hidrometeorologi.

"Informasi ini juga dipandang sebagai peringatan dini agar berbagai wilayah yang diprediksi terdampak, dapat melakukan aksi dini guna mencegah kejadian terjadinya bencana hidrometeorologi dan mencegah kerugian yang dapat ditimbulkan," kata Dwikorita.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jakarta Berpotensi Banjir di Awal 2024, Heru Budi: Semoga Ramalan BMKG Tak Terjadi"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .