Jakarta bukan tujuan utama investasi properti lagi



JAKARTA. Perlambatan terjadi di bisnis properti, khususnya di segmen properti mewah di Indonesia. Konsultan properti Knight Frank mencatat, posisi Jakarta sebagai tujuan investasi properti turun ke peringkat 12 dari 100 kota yang disurvey pada 2014.

Padahal, Jakarta memimpin di sepanjang 2012 dan 2013. Namun, pada 2014, pertumbuhan harga hunian mewahnya turun menjadi 11,2% per tahun.

Justru Bali yang menunjukkan kinerja menonjol. Dengan pertumbuhan harga 15% per tahun, Bali duduk di peringkat  tiga di dunia.


Adapun rata-rata harga hunian mewah di seluruh dunia hanya meningkat 2% sepanjang 2014. 

Menurut Head of Research Asia Pacific Knight Frank Nicholas Holt, pertumbuhan properti di Asia secara umum memang melambat. "Pemicunya adalah peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk meredam laju pertumbuhan harga melalui pajak tinggi dan intervensi pasar kredit pemilikan rumah (KPR)," terangnya di Jakarta, Rabu (18/3).

Meski begitu, berkaca dari bertambahnya jumlah orang super kaya di Indonesia, Knight Frank memprediksi Indonesia akan menjadi pemasok terbesar konglomerat yang berhasrat membeli properti mewah di mancanegara.

Knight Frank mencatat ada 538 populasi orang super kaya dengan kekayaan di atas US$ 30 juta pada 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Mesti Sinaga