JAKARTA. Wilayah DKI Jakarta tercatat paling besar menyumbang angka kredit macet atau non performing loan (NPL). Mengutip data Bank Indonesia (BI) per November 2010 kredit macet sektor perindustrian memiliki porsi paling besar yaitu Rp 6,6 triliun. Disusul oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar Rp 4,2 triliun. Posisi kedua ditempati oleh kawasan Jawa Timur dengan nominal kredit macet Rp 1,8 triliun untuk sektor perdagangan, restoran dan hotel. Adapun untuk sektor industri relatif lebih kecil Rp 1,5 triliun. Di urutan ketiga ada wilayah Jawa Barat, dengan kredit macet untuk sektor perdagangan, restoran dan hotel mencapai Rp 1,6 triliun dan industri Rp 1 triliun.
Jakarta duduki peringkat teratas penyumbang kredit macet
JAKARTA. Wilayah DKI Jakarta tercatat paling besar menyumbang angka kredit macet atau non performing loan (NPL). Mengutip data Bank Indonesia (BI) per November 2010 kredit macet sektor perindustrian memiliki porsi paling besar yaitu Rp 6,6 triliun. Disusul oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar Rp 4,2 triliun. Posisi kedua ditempati oleh kawasan Jawa Timur dengan nominal kredit macet Rp 1,8 triliun untuk sektor perdagangan, restoran dan hotel. Adapun untuk sektor industri relatif lebih kecil Rp 1,5 triliun. Di urutan ketiga ada wilayah Jawa Barat, dengan kredit macet untuk sektor perdagangan, restoran dan hotel mencapai Rp 1,6 triliun dan industri Rp 1 triliun.