Jakarta Islamic Index (JII) turun 10,14% ytd, kenapa?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jakarta Islamic Index (JII) melemah 10,14% sejak awal tahun hingga Jumat (11/6). Indeks ini melemah di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 1,95% ytd. 

Analis Erdhika Elit Sekuritas Hendri Widiantoro mengatakan, indeks JII secara menyeluruh memang terjadi penurunan yang signifikan. Hal itu wajar mengingat performa dari konstituen JII yang turun signifikan. Sebut saja konstituen yang cukup besar di JII ada beberapa saham kontruksi yang sangat membebani kinerja indeks seperti PTPP, WIKA, PGAS yang pelemahan sejak awal tahun (ytd) mencapai 30%.

"Saham-saham konstruksi punya porsi utang cukup tinggi, investor nampak menghindari sektor ini. Selain itu penyebab turunnya lebih karena dari sentimen SWF yang mulai pudar," kata Hendri kepada Kontan.co.id, Jumat (11/6). 


Ditambah lagi WIKA dan PTPP saat ini yang masih mempunyai arus kas yang negatif. Kas operasional PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) tercatat negatif Rp 5,13 triliun, sedangkan PT PP Tbk (PTPP) negatif Rp 1,02 triliun.

Baca Juga: IHSG turun 0,20% ke 6.095 pada Jumat (11/6), masih menguat 0,50% sepekan

Investor lebih memanfaatkan sentimen ini sebagai momentum profit taking, melihat performa dari saham konstruksi ini tahun lalu yang cukup cerah dari sisi sahamnya. "Pada dasarnya pandemi memang menyebabkan likuiditas dari emiten secara keseluruhan, termasuk konstituen dari JII yang sekarang ikut terdampak," ujar Hendri. 

Indeks JII merupakan alternatif pilihan bagi investor yang tertarik pada pasar modal tapi mempunyai prinsip syariah yaitu investor dapat membeli saham yang dikategorikan syariah dalam konstituen JII. Apabila ingin menjadikan indeks ini sebagai acuan portofolio investasi, tentunya harus melihat lebih spesifik dari saham konstituen JII satu persatu performa kinerja keuangan maupun performa bisnis. 

Secara keseluruhan, indeks JII sudah cukup oversold, selepas dari aksi profit taking investor sejak awal tahun ini. Secara keseluruhan Hendri mengatakan dapat mulai melihat saham saham yang koreksinya cukup tinggi seperti PGAS dan UNVR.

PGAS sudah cukup oversold dengan PBV yang masih relatif murah yaitu 0,88 kali dengan target harga terdekat ke level Rp 1.300 per saham hingga Rp 1.400 per saham. Demikian juga UNVR sudah oversold  yang biasa bermain di PBV 45x lima tahun ke belakang dan saat ini berada di di level 29x memanfaatkan rebound menguji Rp 5.500 untuk target jangka pendek menuju Rp 5.700

Baca Juga: Rupiah menguat ke Rp 14.189 hari ini, bagaimana nasib pekan depan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati