JAKARTA. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan uji coba pelaksanaan Electronic Road Pricing (ERP) atau sistem jalan berbayar berbasis elektronik dilaksanakan pada awal bulan depan. Kebijakan anti macet ini akan diterapkan sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Jalan MH Thamrin, dan Jalan Merdeka Barat.Uji coba ini untuk melihat apakah sistem ini cocok jika diberlakukan di Jakarta. Apakah bisa mengikuti kesuksesan Singapura yang berhasil menekan tingkat kemacetan.Segala persiapan uji coba dilakukan pihak swasta. Yakni Kapsch, perusahaan asal Swedia yang berkongsi dengan mitra lokal, PT Alita Praya Mitra dan PT Toba Bara Sejahtra Tbk. Nama terakhir adalah perusahaan milik Letnan Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan.Pengamatan KONTAN, kemarin (12/6), perangkat sistem untuk uji coba sudah disiapkan di pintu masuk Jalan Jenderal Sudirman dari arah Jalan Sisingamangaraja atau berdekatan dengan bundaran Senayan. Trotoar sepanjang tujuh meter dan lebar sekitar tiga meter telah ditutup papan dengan logo Kapsch, Alita, dan Toba Sejahtera. Di sinilah akan akan dipasang sebuah alat untuk membaca data kendaraan yang melintas di jalan ini. Mekanisme kerja sistem ini adalah menggunakan on board unit (OBU) yang dipasang pada mobil. Setiap mobil melintas maka OBU akan terbaca oleh sistem yang diletakkan pada pintu gerbang. "Seperti sebuah chip yang isinya untuk menyimpan data kendaraan dan kepemilikan kendaraan," kata Muhammad Akbar, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, kepada KONTAN, Kamis (12/6) kemarin.Alat ini digunakan sebagai sensor ketika mobil melintasi gerbang ERP. Di dalam UBO ini juga berisi data saldo deposit masing-masing kendaraan. Sehingga, setiap melewati jalur ERP, otomatis saldo akan terpotong. Hal ini dilakukan agar tak ada antrean kendaraan di pintu gerbang ERP.Uji coba ini rencananya akan memakan waktu sekitar tiga sampai enam bulan. Nantinya, teknologi ERP dipasang di 38 pintu gerbang di sepanjang ruas Jalan Sudirman-Thamrin.Pada uji coba nanti, bakal ada sekitar 50 mobil yang dipasangkan alat ini. "Kami akan mencari kendaraan di gedung parkir perkantoran ini," ujar Akbar.Tentang keterlibatan Toba Bara, Luhut Panjaitan, mantan Menteri Perindustrian dan tokoh militer yang kini dekat dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, mengatakan perusahaannya hanya ikut uji coba. "Saya hanya diajak, belum pasti akan ikut tender proyek ini," kata Luhut kepada KONTAN, dua pekan lalu melalui telepon.Project Officer PT Toba Bara Sejahtra, Paulus Prananto bilang, Toba Bara dilibatkan karena dianggap memiliki kapasitas dalam teknologi dan Sumber Daya Manusia (SDM). Toba Bara dan dua perusahaan lainnya harus merogoh kocek Rp 2 miliar. "Biaya ini sharing dengan kedua perusahaan lainnya," kata Paulus.Biaya ini untuk konstruksi dan pembangunan sistem teknologi. Keseluruhan pembangunan proyek, jika sudah diterapkan secara resmi, menelan biaya lebih US$ 2 juta atau Rp 23 miliar.Jalan berbayar ini akan berlaku di jam sibuk, pukul 06.00–10.00 WIB dan pukul 16.00–20.00 WIB. Sistem ini otomatis akan menghapus sistem 3 in 1.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Jakarta menekan kemacetan lewat ERP
JAKARTA. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan uji coba pelaksanaan Electronic Road Pricing (ERP) atau sistem jalan berbayar berbasis elektronik dilaksanakan pada awal bulan depan. Kebijakan anti macet ini akan diterapkan sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Jalan MH Thamrin, dan Jalan Merdeka Barat.Uji coba ini untuk melihat apakah sistem ini cocok jika diberlakukan di Jakarta. Apakah bisa mengikuti kesuksesan Singapura yang berhasil menekan tingkat kemacetan.Segala persiapan uji coba dilakukan pihak swasta. Yakni Kapsch, perusahaan asal Swedia yang berkongsi dengan mitra lokal, PT Alita Praya Mitra dan PT Toba Bara Sejahtra Tbk. Nama terakhir adalah perusahaan milik Letnan Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan.Pengamatan KONTAN, kemarin (12/6), perangkat sistem untuk uji coba sudah disiapkan di pintu masuk Jalan Jenderal Sudirman dari arah Jalan Sisingamangaraja atau berdekatan dengan bundaran Senayan. Trotoar sepanjang tujuh meter dan lebar sekitar tiga meter telah ditutup papan dengan logo Kapsch, Alita, dan Toba Sejahtera. Di sinilah akan akan dipasang sebuah alat untuk membaca data kendaraan yang melintas di jalan ini. Mekanisme kerja sistem ini adalah menggunakan on board unit (OBU) yang dipasang pada mobil. Setiap mobil melintas maka OBU akan terbaca oleh sistem yang diletakkan pada pintu gerbang. "Seperti sebuah chip yang isinya untuk menyimpan data kendaraan dan kepemilikan kendaraan," kata Muhammad Akbar, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, kepada KONTAN, Kamis (12/6) kemarin.Alat ini digunakan sebagai sensor ketika mobil melintasi gerbang ERP. Di dalam UBO ini juga berisi data saldo deposit masing-masing kendaraan. Sehingga, setiap melewati jalur ERP, otomatis saldo akan terpotong. Hal ini dilakukan agar tak ada antrean kendaraan di pintu gerbang ERP.Uji coba ini rencananya akan memakan waktu sekitar tiga sampai enam bulan. Nantinya, teknologi ERP dipasang di 38 pintu gerbang di sepanjang ruas Jalan Sudirman-Thamrin.Pada uji coba nanti, bakal ada sekitar 50 mobil yang dipasangkan alat ini. "Kami akan mencari kendaraan di gedung parkir perkantoran ini," ujar Akbar.Tentang keterlibatan Toba Bara, Luhut Panjaitan, mantan Menteri Perindustrian dan tokoh militer yang kini dekat dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, mengatakan perusahaannya hanya ikut uji coba. "Saya hanya diajak, belum pasti akan ikut tender proyek ini," kata Luhut kepada KONTAN, dua pekan lalu melalui telepon.Project Officer PT Toba Bara Sejahtra, Paulus Prananto bilang, Toba Bara dilibatkan karena dianggap memiliki kapasitas dalam teknologi dan Sumber Daya Manusia (SDM). Toba Bara dan dua perusahaan lainnya harus merogoh kocek Rp 2 miliar. "Biaya ini sharing dengan kedua perusahaan lainnya," kata Paulus.Biaya ini untuk konstruksi dan pembangunan sistem teknologi. Keseluruhan pembangunan proyek, jika sudah diterapkan secara resmi, menelan biaya lebih US$ 2 juta atau Rp 23 miliar.Jalan berbayar ini akan berlaku di jam sibuk, pukul 06.00–10.00 WIB dan pukul 16.00–20.00 WIB. Sistem ini otomatis akan menghapus sistem 3 in 1.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News