JAKARTA. Ketatnya persaingan dalam industri properti khususnya pusat perbelanjaan membuat PT Jakarta Realty, anak usaha pengembang properti Agung Podomoro Group (APG) bakal merevitalisasi proyeknya yaitu Thamrin City. Selain memperbanyak jumlah kios, pengelola pusat perbelanjaan ini juga akan mengubah konsep Thamrin City dari pusat grosir menjadi pusat bisnis, perbelanjaan dan tempat tinggal di jantung kota. Chief Marketing Officer Commercial Thamrin City Ida Bagus K. Kusumajati mengatakan, sampai 31 Desember 2010 nanti pihaknya menargetkan untuk bisa membuka sekitar 2.000 unit kios dengan target jumlah pengunjung per hari mencapai 20.000 orang. "Dengan kondisi itu, omzet potensial per hari bisa mencapai Rp 2 miliar,” kata Ida Bagus dalam rilis yang diterima Kontan. Jumlah kios itu mengalami peningkatan dari jumlah sebelumnya yang mencapai 1.700 unit dari tahun sebelumnya yang sebanyak 1.200 unit dengan status kepemilikan strata title. Dengan peningkatan jumlah kios itu, diharapkan bisa merangsang calon penghuni (tenant) melakukan lebih banyak aktivitas bisnis. Untuk mengenjot jumlah pengunjung, manajemen juga dibangun beberapa destinasi lain seperti Ladies Market, Bursa Mobil, Pusat Bisnis, Food Court, Celular, City Walk, Bursa KUKM, Cosmo Terrace hingga Pusat Kulit. Selain itu juga akan diluncurkan destinasi baru yakni Robotic Explorer untuk konsumen yang berminat di bidang robot. Thamrin City merupakan pusat belanja yang dikenal sebagai Jakarta City Center (JaCC), tempat ini menjadi pusat grosir eksklusif untuk menyaingi Tanah Abang. Namun, pengembangan pusat grosir tersebut tidak sepenuhnya optimal karena kalah bersaing sehingga hanya beberapa subsektor bisnis yang menggeliat seperti grosir busana muslik dan batik. Thamrin City dibangun di atas lahan seluas 13,6 hektare dengan letak strategis karena dikelilingi apartemen The Jakarta Residences, Thamrin Residence dan Garden House. General Manager Pemasaran Thamrin Executive Residence Agung Wirajaya mengatakan, belum optimalnya Thamrin City sebagai pusat grosir karena perilaku pembeli grosir biasanya bersifat individual, perorangan dan tidak menghabiskan waktu berlama-lama di dalam pusat perbelanjaan. Hal itu mengakibatkan tenant lainnya seperti penyedia pusat jajan dan makanan menjadi tidak laku. “Kalau hanya fokus di grosir, kami tak bisa berkompetisi dengan pusat grosir Tanah Abang sehingga mesti ada terobosan ide baru. Itulah sebabnya kami butuh revitalisasi,” katanya. Dalam revitalisasi ini, manajemen memutuskan untuk menyediakan juga fasilitas bagi penjual dan pembeli ritel sebagai usaha induk meningkatkan trafik pengunjung tiap harinya. Namun, Agung menjelaskan, Thamrin City tetap akan membidik kalangan pelanggan dari segmen menengah. Sehingga pusat perbelanjaan ini tidak akan bersaing langsung dengan pusat belanja high end seperti Plaza Indonesia atau Grand Indonesia yang letaknya tak jauh dari Thamrin City. “Harga lahan ruang kantor naik dari Rp 12 juta per m2 menjadi Rp 14 juta per m2 sedangkan harga kios sebesar Rp 40 juta per m2,” papar Agung. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Jakarta Realty revitalisasi Thamrin City
JAKARTA. Ketatnya persaingan dalam industri properti khususnya pusat perbelanjaan membuat PT Jakarta Realty, anak usaha pengembang properti Agung Podomoro Group (APG) bakal merevitalisasi proyeknya yaitu Thamrin City. Selain memperbanyak jumlah kios, pengelola pusat perbelanjaan ini juga akan mengubah konsep Thamrin City dari pusat grosir menjadi pusat bisnis, perbelanjaan dan tempat tinggal di jantung kota. Chief Marketing Officer Commercial Thamrin City Ida Bagus K. Kusumajati mengatakan, sampai 31 Desember 2010 nanti pihaknya menargetkan untuk bisa membuka sekitar 2.000 unit kios dengan target jumlah pengunjung per hari mencapai 20.000 orang. "Dengan kondisi itu, omzet potensial per hari bisa mencapai Rp 2 miliar,” kata Ida Bagus dalam rilis yang diterima Kontan. Jumlah kios itu mengalami peningkatan dari jumlah sebelumnya yang mencapai 1.700 unit dari tahun sebelumnya yang sebanyak 1.200 unit dengan status kepemilikan strata title. Dengan peningkatan jumlah kios itu, diharapkan bisa merangsang calon penghuni (tenant) melakukan lebih banyak aktivitas bisnis. Untuk mengenjot jumlah pengunjung, manajemen juga dibangun beberapa destinasi lain seperti Ladies Market, Bursa Mobil, Pusat Bisnis, Food Court, Celular, City Walk, Bursa KUKM, Cosmo Terrace hingga Pusat Kulit. Selain itu juga akan diluncurkan destinasi baru yakni Robotic Explorer untuk konsumen yang berminat di bidang robot. Thamrin City merupakan pusat belanja yang dikenal sebagai Jakarta City Center (JaCC), tempat ini menjadi pusat grosir eksklusif untuk menyaingi Tanah Abang. Namun, pengembangan pusat grosir tersebut tidak sepenuhnya optimal karena kalah bersaing sehingga hanya beberapa subsektor bisnis yang menggeliat seperti grosir busana muslik dan batik. Thamrin City dibangun di atas lahan seluas 13,6 hektare dengan letak strategis karena dikelilingi apartemen The Jakarta Residences, Thamrin Residence dan Garden House. General Manager Pemasaran Thamrin Executive Residence Agung Wirajaya mengatakan, belum optimalnya Thamrin City sebagai pusat grosir karena perilaku pembeli grosir biasanya bersifat individual, perorangan dan tidak menghabiskan waktu berlama-lama di dalam pusat perbelanjaan. Hal itu mengakibatkan tenant lainnya seperti penyedia pusat jajan dan makanan menjadi tidak laku. “Kalau hanya fokus di grosir, kami tak bisa berkompetisi dengan pusat grosir Tanah Abang sehingga mesti ada terobosan ide baru. Itulah sebabnya kami butuh revitalisasi,” katanya. Dalam revitalisasi ini, manajemen memutuskan untuk menyediakan juga fasilitas bagi penjual dan pembeli ritel sebagai usaha induk meningkatkan trafik pengunjung tiap harinya. Namun, Agung menjelaskan, Thamrin City tetap akan membidik kalangan pelanggan dari segmen menengah. Sehingga pusat perbelanjaan ini tidak akan bersaing langsung dengan pusat belanja high end seperti Plaza Indonesia atau Grand Indonesia yang letaknya tak jauh dari Thamrin City. “Harga lahan ruang kantor naik dari Rp 12 juta per m2 menjadi Rp 14 juta per m2 sedangkan harga kios sebesar Rp 40 juta per m2,” papar Agung. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News