Jakarta Tollroad hitung ulang investasi proyek tol dalam kota



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jakarta Tollroad Development memproyeksikan pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota Jakarta selesai tahun 2023. Perusahaan ini optimistis target tersebut tercapai, meski target pembebasan lahan belum terpenuhi seluruhnya.

Frans S Sunito, Direktur Utama PT Jakarta Tollroad Development mengklaim, selama ini, proses pembebasan tanah relatif lancar meski belum semuanya rampung. "Sebagian sudah selesai. Karena dibangun di atas jalan yang ada sehingga enggak perlu pembebasan tanah. Namun tetap ada bagian-bagian yang harus dibebaskan, misalnya di titik keluar masuknya jalan tol, lalu di titik simpang susun," ungkap Frans kepada KONTAN, pekan lalu.

Kendati begitu, proses pembebasan lahan di beberapa titik tersebut masih terus dilakukan, bahkan untuk pembangunan ruas tol tahap pertama, yakni Semanan-Pulo Gebang. Sebagaimana diketahui, Jakarta Tollroad merupakan konsorsium yang terdiri dari sejumlah BUMN dan BUMD, dengan PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) sebagai pemilik saham mayoritas dengan penguasaan sebesar 28,85%.


Selain Jaya Real Property, konsorsium ini beranggotakan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) dengan porsi kepemilikan saham sebesar 25,15%, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON) 20,5%, PT Pembangunan Jaya 18,27%, PT Jakarta Propertindo 3,18%, serta sisa kepemilikan saham sebesar 4,05% dimiliki oleh beberapa investor strategis.

Proyek tersebut merupakan proyek prioritas pemerintah seperti yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 3/2016 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional. Proyek ini menelan investasi sebesar Rp 41,17 triliun. Namun beberapa waktu yang lalu, pemerintah sempat menghentikan sementara proyek-proyek elevated menyusul maraknya kecelakaan di pembangunan infrastruktur.

Frans menyatakan, pengerjaan proyek tol dalam kota tidak terganggu karena sebagian pengerjaan masih fokus di bawah seperti bagian pondasi. "Kami membatasi tiga meter. Di atas tiga meter, enggak boleh kerja. Jadi tiang memang sudah ada yang di atas tiga meter cuma sedikit. Sebab kami masih konsentrasi pada pondasi," ungkap Frans.

Mengenai pembangunan tahap pertama, Frans berujar, pihaknya mengalokasikan dana investasi senilai Rp 16 triliun. Nilai tersebut berpotensi membengkak karena terjadi kenaikan harga. "Jadi yang alokasi Rp 16 triliun itu sedang dihitung lagi. Kemungkinan ada kenaikan karena eskalasi antara penataan kontrak di tahun 2014 hingga saat ini yang sudah lewat dari empat tahun," bebernya.

Penandatanganan kontrak tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2014 dan setiap tahun selalu ada perubahan. Frans mencontohkan, salah satu bentuk perubahan yang dimaksud adalah posisi jalan tol yang harus lebih tinggi dari pada rencana semula. Alhasil, jalur tersebut harus memotong di atas jalur LRT.

Tak pelak, perubahan ini membutuhkan biaya lebih. Itu sebabnya nilai investasi tersebut akan dihitung ulang akibat perubahan desain. Soal berapa persen peluang kenaikannya, Frans belum memiliki gambaran. "Saya belum bisa hitung, sekarang, masih dibicarakan," kilahnya.

Pada tahap pertama, Jakarta Tollroad akan menggarap tol Semanan-Sunter dan tol Sunter-Pulo Gebang, yang ditarget beroperasi tahun 2021.Pada tahap dua, pembangunan tol Duri-Casablanca da disusul pengerjaan ruas tol tahap tiga, yakni tol Ulujami-Tanah Abang dan tol Pasar Minggu-Casablanca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati